Jangan maksa
Jangan maksa cuma keinginan kita
Kalau kamu juga tidak mau dipaksa-paksa
Jangan maksa bersikap ceria
Kalau sedang tak ingin tertawa
Jangan maksa ngebut di jalan raya
Kalau nantinya malah celaka
Jangan maksa kelihatan kaya
Kalau hanya untuk gaya
Jangan maksa apa pun juga
Karena hasilnya pasti sia-sia
Jangan maksa tentang rasa suka
Karena cinta datang dengan rela
Jangan maksa tetap menderita
Karena hati bisa lebih keras dari baja
Jangan maksa tapi tanpa usaha
Karena keberuntungan bukan cara
Jangan maksa semua harus sempurna
Yang penting bermakna dan berguna
Jangan maksa anak-anak cepat dewasa
Biarkan mereka tumbuh apa adanya
Jangan maksa merasa punya kuasa
Tetap bersama saja sudah luar biasa
Jangan maksa menjadi serupa
Berbeda bukan hal yang hina
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Related quotes
The Real Thing
Come and see the real thing
Come and see the real thing
Come and see
Come and see the real thing
Come and see the real thing
Come and see
There's a meaning there
But the meaning there
Doesn't really mean a thing
Come and see the real thing
Come and see the real thing
Come and see
I am the real thing
Um mau mau mau mau
Um mau mau mau mau
Um mau mau mau mau
Um mau mau mau mau
Um mau mau mau mau.....
Trying hard to understand
But really not
You're seeing me
Trying hard to understand
But really not
You're seeing me
There's a meaning there
But the meaning there
Doesn't really mean a thing
Come and see the real thing
Come and see the real thing
Come and see
I am the real thing
Um mau mau mau mau
Um mau mau mau mau
Um mau mau mau mau
Um mau mau mau mau
Um mau mau mau mau.....
I am not seeing I am not seeing
Aah
Trying hard to understand
But really not
You're seeing me
Trying hard to understand
But really not
You're seeing me
There's a meaning there
But the meaning there
Doesn't really mean a thing
Come and see the real thing
Come and see the real thing
Come and see
[...] Read more
song performed by Kylie Minogue
Added by Lucian Velea
Comment! | Vote! | Copy!
Sanasai! The Mother of Distinct Nations with Common Myths
Sanasai!
An anonymous southern land
A faraway south eastern land
A remote south eastern land
In a drifting ocean….
Appearing the sun and moon on a cannibal island
Sanasai!
The mother of distinct nations with common myths in Taljouwan
The same tongue of an unspoken origin
The snakes emerged
Tangling the gloomy sky of hundred folds
Crawling the dark ground of thousand miles
Only pair of brother and sister remained
Potsok and Raya
Embracing and burgeoning the light amid heaven and earth
The penis up-heaved the great loneliness
A stone-like hard glans with red blood vessels
Sucking the water from the hole of vulva
The secretion
Spraying and submerging a flood
Could not be blocked
Producing the descendants
Flood was a regret of no subsidence
Potsok and Raya
Naked to prostrate on the top of Tamima
The high waves impetuously rushed Tamima through Sanasai
in the bottom sea
Initiated an unknown grand drift of ocean
How many layers of waves drifted?
How deep the trench flowed?
How distant the sunbeam, moonlight and starlight floated?
Tamima anchored aside Kavorongan
An island in the sea
Descending the Spring and Autumn
Appearing the Summer and Winter
The flood subsided
By countless time
Kavorongan, the island
Protruding the Mt. Da Woo
The beginning the insignificance
The meaning was discovered unexpectedly
Island found the width of sea
Drifting found the weariness of origin
The blowing wind found the ambient tranquility
[...] Read more
poem by Catherine Yen
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Also see the following:
- quotes about genealogy
- quotes about islands
- quotes about honor
- quotes about abundance
- quotes about migrants
- quotes about mountains
- quotes about Thanksgiving
- quotes about oceans
- quotes about nations
Ipagpatawad Mo
Ipagpatawad mo aking kapangahasan
Ang damdamin ko sana'y maintindihan
Alam kong kailan lang tayo nagkatagpo
Ngunit parang sayo ayaw ng lumayo
Ipagpatawad mo ako ay naguguluhan
Di ka masisi na ako ay pagtakhan
Di na dapat ako pagtiwalaan
Alam kong kailan lang tayo nagkatagpo
Ngunit parang sayo ayaw ng lumayo
Ipagpatawad mo minahal kita agad
Haaaaaaaaaaaaaa
Minahal kita agad
-matagal ko ng gustong sabihin sayo to
Haaaaaaaaaaaaaa
Minahal kita agad
-kahit na ngayon lamang tayo nagkatagpo
Haaaaaaaaaaaaaa
Minahal kita agad
-lagi kong pinapangarap na ikaw ay sumakay
Haaaaaaaaaaaaaa
Minahal kita agad
-sa aking pedikab akoy maghihintay
RAP
Ng ikaw
Unang beses kong masilayan
Diko malaman bakit nagkaganito
Inutusan lang naman ako ng aking inay na pumunta ng palenket bumili ng pito pito
Sinigang sa miso
Ang ulam namin sa umaga tanghali hapunan abutin man ng gabi
Pabalik-balik mang lumakad sa harapan ng inyong tindahan kahit wala akong pera na pangbili
Nilakasan ang loob at nilapitan kita
Baka sakali na pwede kitang maimbita
Kahit di gaanong maayos ang aking suot
Ang polo ko na kulubot
Pagkatapos akoy nagsalita
Mawalang galang na miss
Teka wag kang mabilis
Lumakad so pwede ba kitang maihatid
Gamit aking pedikab
Na aking pinakintab
Wag ka ng magbayad sana sa akin ay bumilib
Ako ng magdadala ng payong at ng bag mo
Paligi kong pupunasan ang mga libag mo
Kahit di ako ang pinapangarap hinahanap pag kaharap ay palaging binibihag mo
Ang katulad kong maralitang umiibig at pilit na inaabot ang mga bituin
Gano mang kadaming salitang aking ipunin balutin ilihim sabihin ang tangi kong hiling
Makinig ka sana sakin...
[ Lyrics from: http: //www.lyricsmode.com/lyrics/g/gloc_9/ipagpatawad_ mo.html ]
[...] Read more
poem by Sirius White
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
See quotes about rap, quotes about girls, or quotes about men
Puisi Sembilan Tabiat Cinta
Sembilan Tabiat Cinta
I.
Musim-musim hampiri cintaku. Padamu tak sempat kutitip rindu. Hujan pergi tinggalkan basah daunan. Aroma kembang menyemerbak ke udara. Tak ada wangi cintaku di sana. Segersang rindu di matamu akan diriku. Dahaga sepi dan nyerinya tertahan di atas sebidang dadaku. Resah bibirmu, terlampau suram kujamah warnanya. Apa kau tak mendengar degup musim menghujam jantung cintaku. Di sana rindu membiru di bibir waktu. Sebiru resahmu.
II.
Aku tulis tabiat cinta ini dengan ingatan terpenggal musim hujan. Terkambang bah di sungai coklat, terapung di selat kecil ditinggalkan para pengumpul pasir. Tak ada sauh tak ada jangkar untuk kulempar biar perahu waktu berhenti. Sebab laju perahu, nyeri gelombang lautan yang menderita di jantungku. Maka kutulis tabiat cinta ini atas nama rasa yang kurasa kesejukannya setiap embun jatuh seperti matamu menatapku.
III.
Aku mencintaimu bukan tanpa perhitungan, meski belum sepenuhnya tepat waktu. Tetapi aku tidak tergesa-gesa. Itulah sebabnya cintaku mengalir tenang. Serupa capung-capung senjahari terbang di atas hamparan padi menguning.
IV.
Cintaku hidup dari udara pagi di lembah-lembah, sawah dan ladang. Berhembus ke samudra mencipta awan. hujan deras adalah kesetiaanku padamu. Kesetiaan musim pada kesejukan. Dan apabila badai dan banjir datang itulah cemburu batinku yang sialan. Apa kau tak merasa ada kehidupan diantara jarak kita memandang?
V.
Kepadamu aku mencari kekuatan hidup dengan segala kesadaran dan fitrah kemanusiaan. Lalu cinta kubangkitkan di dalamnya dengan tangan-tangan api dan air. Hawa panas dan dingin adalah nafasku. Apa kau tak merasa hembusnya kekasih?
VI.
Tak ada kuasa untuk cinta. Jika ketakutan hadir sebab cemburu. Aku bicara dari lubuk bumi. Meski tak ada pohon bicara. Engkaulah maha pendengar kata-kata yang menjelma dedaunan dan reranting subur. Aku tersiksa oleh cinta. Kau tentu tak sudi mengurai air mata, ketika luka batinku menjeritkan nyeri letusan berapi. Tetapi, biarlah lahar panas menyulap rinduku.
VII.
Kita selalu bicara tentang cinta, nestapa, dan impian sejak pertemuan pertama. Meneguk anggur sampai mabuk, hingga kesadaran tunai di persimpangan menuju hidupmu-menemu hidupku. Kita sepakat lupakan segala, madu dan darah kita, lalu kita penuhi dengan air raksa.
VIII.
Cintaku, rasa sakit dari masa lalu, tak terasa oleh nyeri hari ini untuk masa depan.
IX.
Mari kita berdoa satu sama lain.
Yogyakarta,2011-2012
poem by Selendang Sulaiman
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Kenapa bilang cinta
Kenapa bilang cinta
Bila hanya sekejap mata
Kenapa bilang suka
Bila cuma di bibir saja
Kenapa bilang cinta
Bila untuk status semata
Kenapa bilang saying
Bila bukan aku yang dibayang
Kenapa bilang cinta
Bila semuanya pura-pura
Kenapa bilang peduli
Bila sebenarnya tak ada di hati
Kenapa bilang cinta
Bila kata-kata tak dimakna
Kenapa bilang takdir
Bila nantinya berakhir
Kenapa bilang cinta
Bila tak cukup rasa
Kenapa bilang segalanya
Bila akhirnya tak bersisa
Kenapa bilang cinta
Bila alasan lain tak berguna
Kenapa bilang bahagia
Bila terus tersiksa
Kenapa bilang cinta
Bila selalu terpaksa
Kenapa bilang tak masalah
Bila berpisah karena berubah
Kenapa bilang cinta
Bila besok lalu lupa
Kenapa bilang selalu ada
Bila sepi kian mendera
Kenapa bilang cinta
Bila tak berusaha percaya
Kenapa bilang mencoba
Bila menghindari terluka
Kenapa bilang cinta
Bila berharap sebaliknya
Kenapa bilang mengerti
Bila tak pernah tepati janji
[...] Read more
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
I Won't Go Back (Indonesian version)
Malam ini akankah kau datang
Atau malah melupakan
Penantianku begitu panjang
Jiwaku menyerpih
Hingga tiba fakta terbentang
Yang tak dapat kau dustakan
Dan dunia seakan menghilang
Hatiku menghitam
Takkan kembali
Takkan merajut asa di diri
Karena ku telah temui
Jalan sepiku sendiri
Tanpa dirimu
Takkan menangis
Walau malam dingin tak terperi
Karena ku telah sadari
Semua berakhir di sini
Bersama cintamu
Ingin cinta semua kubuang
Timpakan semua kesalahan
Dan ku kan menjadi pemenang
Tapi ku tak tenang
Ingin benci tumbuh berkembang
Menutupi semua kenangan
Indah tapi begitu mencengkeram
Dan ku tak tahan
Takkan kembali
Takkan merajut asa di diri
Karena ku telah temui
Jalan hidupku sendiri
Tanpa dirimu
Takkan sesali
Meski ingin kuulang kembali
Karena semua memori
Hanyalah sebuah memori
Yang kan berlalu
Malam ini akankah kau datang
Atau malah melupakan
Kini kau hanya sebuah bayang
Dan pagi menjelang
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Cinta tak termiliki
Cinta…
Sendirian aku termenung
Mengenang dia yang tak termiliki
Sendirian…..
Sendiri aku lagi dalam kegelapan
dalam kekosongan jiwa yang nyata
tanpa dia….
Cinta, aku sendiri
Mencintainya, cinta..aku …..cinta
Tapi
Sendiri aku terus…
Tenggelam aku dalam renungan bundar matanya
Betapa redupnya…betapa indahnya
Tapi sendiri aku terus…
Mengenang dia yang tak termiliki
Bahgia bila mendengar bicaranya…
Tapi…
Lemah tanpa suaranya
Syurga aku lihat senyumnya
tapi…
Sedih bila hadapi amarahnya
Bangga aku dengar pujinya
Tapi…
Kecewa bila kudengar sindirnya
Ingin aku mengenalnya
Ingin aku milikinya
Ingin aku cintainya
Tanpa dia tau …
Tanpa dia mengerti…
Betapa dekat hadirnya, tapi.. jauh jiwanya
Ingin kusentuh selalu biar hati tenang
Biar jiwa lapang…
Tapi termenung aku terus mengenang cinta
Yang tak termiliki….
Hati ingin miliki
Hati ingin …. Hati ingin
Tapi termenung aku terus
Dibalik tabir jiwa yang tak mungkin aku miliki….
poem by Qistina Zaini
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Sang Pujaan
Dia terus saja memandangmu
Gadis yang melihat dari atas jendela
Dan gadis yang berpapasan di jalan
Dia jelas-jelas mengagumimu
Gadis pembuat kue
Dan gadis anak penjahit
Tapi mungkin kau tak menyadarinya
Hatimu begitu dingin dan acuh
Dia pasti mengincarmu
Gadis putri tuan tanah
Dan gadis penyanyi bar itu
Dia juga diam-diam mencintaimu
Gadis pemalu yang tak sanggup memandangmu
Dan gadis sahabat yang ada di dekatmu
Tapi mungkin kau tak peduli
Hatimu sangat dingin dan tak tersentuh
Siapakah dia yang akan kau ajak ke pesta?
Siapakah dia yang akan kau ajak berdansa?
Gadis yang cantikkah atau biasa saja
Siapakah dia yang akan kau pilih?
Siapakah dia yang mencuri perhatianmu?
Gadis yang ceriakah atau gadis yang lembut
Seisi kota begitu ingin tahu tentangmu
Tapi kau masih saja berjalan dengan santai
Mengapa kau begitu mempesona setiap gadis?
Mengapa tak kau pilih salah satu saja?
Gadis yang kau kenal baik atau gadis yang dijodohkan
Berilah kesempatan pada para gadis untuk mendapatkanmu
Juga beri kesempatan para pria untuk mendapat gadis
Bila tak juga mencari seisi kota akan menjadi gila
Dia yang mencintaimu akan menyelamatkanmu
Dia yang kau cintai akan menyelamatkan kami semua!
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Mantra Hujan
Hujan, terus hujan sepanjang hari
Hujan yang tak henti
Seperti ingin mendinginkan bumi yang panas
Hingga kembali mengeras
Atau malah ingin menguasai dunia
Dengan melapukkan manusia
Hujan, terus hujan sepanjang hari
Hujan yang tak henti
Seperti ingin meminta hati yang sepi
Turut serta dalam nyanyian sunyi
Atau malah ingin menarik jiwa yang tak peduli
Masuk ke dalam tidur abadi
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Impian
Impian adalah sesuatu yang dapat berubah
Saat kita melewati waktu atau saat bertemu seseorang
Tidak mungkin tidak berubah
Saat kita telah mewujudkannya atau menemukan sesuatu yang baru
Bila kau terus menyangkal perubahan itu
Maka impianmu akan berubah menjadi beban
Karena kau akan terpaku padanya dan hilang jalan
Impian yang berubah bukan sesuatu yang memalukan
Bukan karena kita tidak berjuang atau menyerah menggapainya
Tapi impian adalah hasrat kita untuk menemukan tempat untuk diri kita sendiri
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Padam
Apa yang kau dapatkan, hargailah
Apa yang dipinjam, kembalikan
Sebelum semuanya menghilang
Dan api di dalammu padam
Apa yang kau simpan, rawatlah
Apa yang kau buang, relakan
Bila api di dalam dirimu telah padam
Kenangan pun tak lagi bisa membakar
Mimpi pun tak bisa lagi bersinar
Jadi jangan berhenti dulu
Sebab dewa masih memberimu waktu
Sebelum semuanya memudar
Dan api di dalammu padam
Apa yang kau inginkan, kejarlah
Apa yang kau takuti, hadapi
Sebelum semuanya menghilang
Dalam kegelapan yang kelam
Apa yang kau jaga, sayangilah
Apa yang kau benci, tangisi
Karena bila api yang ada telah padam
Ingatan pun tak lagi berarti
Jalan yang lebar pun tak lagi menarik
Jadi jangan mencemaskan hal yang tak perlu
Sebab meski terlihat tak ada waktu
Dan angin tak mau membantu
Kobaran di dadamu masih belum padam
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Because of Love? (Indonesian Version)
Sering kali ingin kucoba mengerti dirimu
Namun semakin ku tak dapat mengerti kau begitu
Kadang kau mesra, kadang kau cemburu buta
Kadang kau dekat, kadang kau tak peduli
Tapi ku tak dapat mengerti diriku sendiri
Yang tetap di sampingmu walaupun kau begitu
Kadang ku bosan, kadang ku melayang
Kadang ku gundah
Apa yang membuat kita bersama?
Karena cinta
Ataukah mungkin rasa iba
Karena suka
Ataukah sudah terbiasa
Kita hidup dengan saling menerima
Berapa kali pun kucoba menghapus dirimu
Namun semakin kuhampa di dalam hatiku
Kurindu senyummu, kutelan pahitmu
Kuingin hangatmu, kutakut kehilanganmu
Mungkin kau juga pernah bertanya dalam hatimu
Masihkah ku berguna dalam hidupmu
Meski ku peragu, meski ku tak sempurna
Meski ku sakiti
Apa yang membuat kita bertahan?
Karena cinta
Ataukah mungkin rasa iba
Karena suka
Ataukah sudah terbiasa
Kita hidup dengan saling percaya
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Pantun - Perempuan, Isteri dan Jalang (translated to English)
perempuan, isteri, dan jalang
yang lalu tak kan berulang
tatasusila baik di pegang
jalan lurus bengkok ku tak hilang
woman, wife and whore
what has been will never be repeated
i hang on to the best experience
the road, straight or bent i will not be lost
perempuan, isteri, dan jalang
yang lalu tak kan berulang
pengalaman lurus di pegang
jalan bengkok pun ku tak hilang
perempuan, isteri, dan jalang
pergilah kita jalan jalan
hidup memang satu jalanan
buai sini, buai sana, buaian mainan
woman, wife and whore
let's go for a walk
life is actually just a walk
swing here, swing there, a swing game
poem by John Tiong Chunghoo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
See also quotes about women, quotes about walking, or quotes about life
Buat Apa
Buat apa uang berlebih
Jika tak dapat menikmati
Buat apa harta yang banyak
Jika keluarga tak dekat
Buat apa menyombongkan diri
Jika bukan usaha sendiri
Buat apa berdoa dan memuji
Jika tak setulus hati
Buat apa kekuasaan besar
Jika tak membela yang benar
Buat apa umur yang panjang
Jika kebahagiaan tak kau rasakan
Buat apa mengejar kejayaan
Jika akhirnya terlupakan
Buat apa bermain-main dengan kata
Jika tak ada sesuatu yang nyata
Buat apa kekuatan dashyat
Jika dendam terus kau ingat
Buat apa menjadi yang terbaik
Jika tak membuatmu menarik
Buat apa mati-matian mengolah raga
Jika kesehatan tak dijaga
Buat apa terus memperluas
Jika diliputi rasa tak puas
Buat apa berteman
Jika untuk mencari keuntungan
Buat apa memberi kesempatan
Jika selalu mencari kesalahan
Buat apa membuat pilihan
Jika dari awal tak pernah ada lain jalan
Buat diliputi kemujuran
Jika tak mendapatkan apa yang diinginkan
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Dalam Rindu
Bersamamu
Lalui hari-hari itu
Arungi lautan waktu
Dalam lagu
Dan cintaku
Sepertinya takkan layu
Bila kau tetap di hatiku
Dalam rindu
Kasihku
Kuingin sedikit kau tahu
Betapa berharga dirimu
Dalam hidupku
Tapiku
Tak ingin selalu menunggu
Gelisah dan tak menentu
Dalam ragu
Bersamamu
Meski kadang terasa pilu
Bagai tertusuk sembilu
Jiwaku sendu
Dan cintaku
Kuatkan raga dan jiwaku
Hadapi hari kelabu
Hujan dan salju
Kasihku
Coba kau dengarkan aku
Jangan terus hindariku
Lihat diriku
Karna ku
Tak ingin selalu terpaku
Hanya diam dan mengadu
Dalam kalbu
Akankah
Kau hapus semua gundah
Bagaikan sebuah anugerah
Ataukah itu hanya kata-kata indah
Kasihku
Kuingin sedikit kau tahu
Betapa berharga dirimu
Dalam hidupku
[...] Read more
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Kamu
Kamu, berbisik dalam hati
Kamu, memanggil dalam fikiran
Untuk apa…
Kalau tak kau jelaskan
bila aku akan mengerti..
Memanggil dalam fikiran
Berbisik dalam hati…
Entahlah…
Sampai bila
Aku juga tidak tahu….
poem by Qistina Zaini
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Ode to family
Ode to My Family *)
Anakmu menangis
Anakmu mengejang
'Ibu...Ibu jangan tinggalkan aku'
sedang kau bermain pingpong
dengan bapak di kamar tamu
Bola di-smash, bola meluncur
masuk belah dadamu. Ah kau mengerang tersentuh puting.
Bapak tertawa, kau menyebut nama anak.
Tapi anakmu meradang, anakmu menendang botol susu bukan girang
Mata bapak melotot, saat beha kau tarik, ternyata ada bola sebundar payudara.
Dan anakmu memandang tegang pada maut bersayap putih datang tak diundang.
Anakmu takut merapatkan jemari, mengigil badan tak berpeluk. Diam.
Lalu bapak mengangkat di meja persegi. Kau meneteki, tapi mulut kaku.
Kau takut pada mata serupa bola pingpong. Mencungkil. Menelan buat jamu kuat.
Lalu menyalib di dinding kamar
Permainan belum selesai,
sedang anakmu menjadi wasit
Bekasi,20042009
*) judul dari lagu ciptaan 'Cranberries'
poem by Fitrah Anugrah
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
See more quotes about family
Sepenggal Rasa
Ketika air mataku tak bisa lagi mengalirkan duka
Ketika semua kata tak bisa lagi menggambarkan makna
Betapa aku ingin merengkuhmu, lekat menghabiskan rinduku
Betapa aku ingin menggadaikan hidupku untuk hembusan nafasmu
Agar tak ada detik waktu tanpa sentuhan tulusmu,
Agar kekal semua tentangmu di benak dan kalbuku
Tentang semua cerita luka yang kau rajut bagai untaian bunga
Tentang semua cinta yang kau bingkai dengan senyum bahagia
Aku menghirup udara dan rasa kehilanganku di detak waktu
Aku menatap hari-hari muram dengan tangis pilu
Maafku untuk semua keengganan yang ingin kusesali sampai mati
Maafku untuk segala kepongahan yang terpatri dalam hati
Terima kasihku untuk semua cintamu yang tak berbatas
Terima kasihku untuk semua jasamu yang tak terbalas
Waktu yang berlari tak mampu mengikis kisah denganmu
Waktu yang berlalu akan mengekalkan hidupmu dihatiku
poem by Niken Kusuma Wardani
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Wajah Pagi di Wajahmu yang Malam Memancar Cahaya Malammu di Wajah Pagi
Sudah berapa banyak angka dari kalender
Merawat nyeri dari luka paragraf soliloqui
Pada bangunan yang dipurbakan
Setiap jeda waktu terteriak di mulutmu
Serupa dengung tawon dalam hutan
Deru suaramu meruwat perjalanan ngilu
Ngilu: Kau ceritakan lagi pagi ini
Seperti pagi yang lalu tanpa ingata
Mungkin di pagi yang lain, insomniamu
Dan kamu akan datang lagi, ceritakan nyeri
Pada kematian di hamparan panggung teater lengang
Lalu tegang di wajahmu
Lalu tenang seolah-olah
Pada bait-bait puisi
Yang kau sesalkan sebelum tidur
Lalu mimpi buruk melumat sesal
Sembunyikan ketakutan di bibirmu
Bibirmu: Cerita ngilu di sebuah pagi
"pada akhirnya batang tubuh berakal ini
menjadi analog-analog kecil dalam satwa
yang kau juga aku mengembunkannya
pada imajinasi untuk sesuap nasi."
Kau diam sebentar, bercakap kecil
Kulihat ke dalam matamu, ada luka
"Luka itu kawan, yang membuat senyum
di kanvas pagi yang ngilu pada ceritaku
selain luka tak ada lagi untuk sebuah cerita
dan kenangan hanya maut yang tak kukenal."
Kata-katamu menetaskan api pagi ini
Sebagaimana aksara di bibir penyair itu
Telah membakar puisi dan mengabu kini
Terhempas ke ladang-ladang petani
Terhimpit map-map plastik di kantor-kantor
Menempel di wajahmu sendiri
Pagi ini, lembut. Legam.
Kau diam kemudian
Sambil menunjuk jari ke tubuh ayam betina
Yang mencari makan sisa angin dan embun segar semalam
Jika hujan tak membawanya pergi
Dan kau tak mencolongnya untuk sepenggal diksi
"Lihatlah ayam betina itu, tenang dan tentram."
Sebab tak punyai kata-kata untuk luka
[...] Read more
poem by Selendang Sulaiman
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!
Jangan Macam Macam dengan Nyawa
Jangan macam-macam
Di tubuhmu ada nyawa
Jangan terlena
Meski kau punya semua
Dalam sekejap mata
Semua bisa tak berguna
Saat maut menyapa
Jangan macam-macam
Di tanganmu ada nyawa
Tapi bukan kau punya
Meski kau tak peduli
Nanti pasti kau sesali
Bila ia akhirnya pergi
Dan takkan kembali
Jangan macam-macam
Di depanmu ada nyawa
Yang juga punya harga
Mesli kau tak mengerti
Karena belum kau kenali
Saat kau membuka diri
Kau akan menemukan arti
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!