Latest quotes | Random quotes | Vote! | Latest comments | Submit quote

Kamu

Kamu, berbisik dalam hati
Kamu, memanggil dalam fikiran
Untuk apa…

Kalau tak kau jelaskan
bila aku akan mengerti..
Memanggil dalam fikiran
Berbisik dalam hati…

Entahlah…
Sampai bila
Aku juga tidak tahu….

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Related quotes

Manusia

Manusia

Manusia kau sering terlupa
Telupa akan erti hidup mu
Terlupa akan erti kemanusiaan
Terlupa akan maksud kewujudan mu

Keghairanmu mengejar dunia,
Membuatkau lupa, alpa
Kau lupa pada saudara-maramu
Kau lupa pada insan disekelilingmu
Kau lupa pada usia yang semakin meningkat
Kau lupa pada amal ibadatmu
Kau lupa,
Kau lupa pada TUHAN

Manusia,
Tanpa kau sedari kau telah pergi…
Pergi jauh meninggalkan dunia
Kau pergi tanpa kau sedari…!

Dalam sekelip mata kau hilang segalanya
Dalam sekelip mata keindahan dunia lenyap dari pandanganmu,

Kau menangis,
Tapi untuk apa?
Kau meratap
Tapi untuk siapa?

Penyesalanmu sudah terlambat
Pada siapa ingin kau ingin meminta…

Pandanganmu kosong!
Ratapanmu sayu…
Tangisanmu pilu!

Tiada siapa yang bias mendengarmu
Tiada siapa yang bisa melihat kehadiranmu
Hanya kau disitu
Menatap sayu insan-insan di sekelilingmu….
Menatap sayu sekujur tubuh kaku disisi mereka
Tapi?
Tapi itu tubuh siapa?

Itu kau!
Itu kau! ! !

Tubuh kaku itu milikmu

[...] Read more

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Kenapa bilang cinta

Kenapa bilang cinta
Bila hanya sekejap mata
Kenapa bilang suka
Bila cuma di bibir saja

Kenapa bilang cinta
Bila untuk status semata
Kenapa bilang saying
Bila bukan aku yang dibayang

Kenapa bilang cinta
Bila semuanya pura-pura
Kenapa bilang peduli
Bila sebenarnya tak ada di hati

Kenapa bilang cinta
Bila kata-kata tak dimakna
Kenapa bilang takdir
Bila nantinya berakhir

Kenapa bilang cinta
Bila tak cukup rasa
Kenapa bilang segalanya
Bila akhirnya tak bersisa

Kenapa bilang cinta
Bila alasan lain tak berguna
Kenapa bilang bahagia
Bila terus tersiksa

Kenapa bilang cinta
Bila selalu terpaksa
Kenapa bilang tak masalah
Bila berpisah karena berubah

Kenapa bilang cinta
Bila besok lalu lupa
Kenapa bilang selalu ada
Bila sepi kian mendera

Kenapa bilang cinta
Bila tak berusaha percaya
Kenapa bilang mencoba
Bila menghindari terluka

Kenapa bilang cinta
Bila berharap sebaliknya
Kenapa bilang mengerti
Bila tak pernah tepati janji

[...] Read more

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Buat Apa

Buat apa uang berlebih
Jika tak dapat menikmati
Buat apa harta yang banyak
Jika keluarga tak dekat
Buat apa menyombongkan diri
Jika bukan usaha sendiri
Buat apa berdoa dan memuji
Jika tak setulus hati

Buat apa kekuasaan besar
Jika tak membela yang benar
Buat apa umur yang panjang
Jika kebahagiaan tak kau rasakan
Buat apa mengejar kejayaan
Jika akhirnya terlupakan
Buat apa bermain-main dengan kata
Jika tak ada sesuatu yang nyata

Buat apa kekuatan dashyat
Jika dendam terus kau ingat
Buat apa menjadi yang terbaik
Jika tak membuatmu menarik
Buat apa mati-matian mengolah raga
Jika kesehatan tak dijaga
Buat apa terus memperluas
Jika diliputi rasa tak puas

Buat apa berteman
Jika untuk mencari keuntungan
Buat apa memberi kesempatan
Jika selalu mencari kesalahan
Buat apa membuat pilihan
Jika dari awal tak pernah ada lain jalan
Buat diliputi kemujuran
Jika tak mendapatkan apa yang diinginkan

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Sang Pujaan

Dia terus saja memandangmu
Gadis yang melihat dari atas jendela
Dan gadis yang berpapasan di jalan
Dia jelas-jelas mengagumimu
Gadis pembuat kue
Dan gadis anak penjahit
Tapi mungkin kau tak menyadarinya
Hatimu begitu dingin dan acuh
Dia pasti mengincarmu
Gadis putri tuan tanah
Dan gadis penyanyi bar itu
Dia juga diam-diam mencintaimu
Gadis pemalu yang tak sanggup memandangmu
Dan gadis sahabat yang ada di dekatmu
Tapi mungkin kau tak peduli
Hatimu sangat dingin dan tak tersentuh

Siapakah dia yang akan kau ajak ke pesta?
Siapakah dia yang akan kau ajak berdansa?
Gadis yang cantikkah atau biasa saja
Siapakah dia yang akan kau pilih?
Siapakah dia yang mencuri perhatianmu?
Gadis yang ceriakah atau gadis yang lembut
Seisi kota begitu ingin tahu tentangmu
Tapi kau masih saja berjalan dengan santai
Mengapa kau begitu mempesona setiap gadis?
Mengapa tak kau pilih salah satu saja?
Gadis yang kau kenal baik atau gadis yang dijodohkan
Berilah kesempatan pada para gadis untuk mendapatkanmu
Juga beri kesempatan para pria untuk mendapat gadis
Bila tak juga mencari seisi kota akan menjadi gila
Dia yang mencintaimu akan menyelamatkanmu
Dia yang kau cintai akan menyelamatkan kami semua!

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Puisi Sembilan Tabiat Cinta

Sembilan Tabiat Cinta


I.
Musim-musim hampiri cintaku. Padamu tak sempat kutitip rindu. Hujan pergi tinggalkan basah daunan. Aroma kembang menyemerbak ke udara. Tak ada wangi cintaku di sana. Segersang rindu di matamu akan diriku. Dahaga sepi dan nyerinya tertahan di atas sebidang dadaku. Resah bibirmu, terlampau suram kujamah warnanya. Apa kau tak mendengar degup musim menghujam jantung cintaku. Di sana rindu membiru di bibir waktu. Sebiru resahmu.

II.
Aku tulis tabiat cinta ini dengan ingatan terpenggal musim hujan. Terkambang bah di sungai coklat, terapung di selat kecil ditinggalkan para pengumpul pasir. Tak ada sauh tak ada jangkar untuk kulempar biar perahu waktu berhenti. Sebab laju perahu, nyeri gelombang lautan yang menderita di jantungku. Maka kutulis tabiat cinta ini atas nama rasa yang kurasa kesejukannya setiap embun jatuh seperti matamu menatapku.

III.
Aku mencintaimu bukan tanpa perhitungan, meski belum sepenuhnya tepat waktu. Tetapi aku tidak tergesa-gesa. Itulah sebabnya cintaku mengalir tenang. Serupa capung-capung senjahari terbang di atas hamparan padi menguning.

IV.
Cintaku hidup dari udara pagi di lembah-lembah, sawah dan ladang. Berhembus ke samudra mencipta awan. hujan deras adalah kesetiaanku padamu. Kesetiaan musim pada kesejukan. Dan apabila badai dan banjir datang itulah cemburu batinku yang sialan. Apa kau tak merasa ada kehidupan diantara jarak kita memandang?

V.
Kepadamu aku mencari kekuatan hidup dengan segala kesadaran dan fitrah kemanusiaan. Lalu cinta kubangkitkan di dalamnya dengan tangan-tangan api dan air. Hawa panas dan dingin adalah nafasku. Apa kau tak merasa hembusnya kekasih?

VI.
Tak ada kuasa untuk cinta. Jika ketakutan hadir sebab cemburu. Aku bicara dari lubuk bumi. Meski tak ada pohon bicara. Engkaulah maha pendengar kata-kata yang menjelma dedaunan dan reranting subur. Aku tersiksa oleh cinta. Kau tentu tak sudi mengurai air mata, ketika luka batinku menjeritkan nyeri letusan berapi. Tetapi, biarlah lahar panas menyulap rinduku.

VII.
Kita selalu bicara tentang cinta, nestapa, dan impian sejak pertemuan pertama. Meneguk anggur sampai mabuk, hingga kesadaran tunai di persimpangan menuju hidupmu-menemu hidupku. Kita sepakat lupakan segala, madu dan darah kita, lalu kita penuhi dengan air raksa.

VIII.
Cintaku, rasa sakit dari masa lalu, tak terasa oleh nyeri hari ini untuk masa depan.

IX.
Mari kita berdoa satu sama lain.

Yogyakarta,2011-2012

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Hidupkah Kau

Hidupkah kau untuk mengeluh
Dari terbitnya matahari hingga terbenam
Tentang kehidupan yang tak memuaskan
Dirimu yang selalu menginginkan kenyamanan
Ataukah terbersit sekali dalam pikiranmu
Untuk sejenak sedikit bersyukur
Tentang kehidupan yang masih kau punya saat ini
Bersama dengan harta yang mungkin kau tak sadari
Karena kau sibuk mengeluh
Dan lupa untuk menghargai dan menjaga hal itu

Hidupkah kau untuk meminta
Dari buaian bayi hingga ke liang kubur
Agar dirimu diutamakan
Dan tak juga belajar bersabar
Ataukah terbersit sekali dalam keinginanmu
Untuk berusaha sendiri
Lepas dari belas kasihan orang lain
Agar dirimu tak perlu lagi mengiba
Untuk memperoleh apa yang kau inginkan
Karena kau sibuk meminta
Dan lupa memberi dan memperbaiki hal itu

Hidupkah kau untuk mencela
Dari ujung bumi hingga dasar samudera
Menuding orang melakukan kesalahan
Dan mengangkat tinggi dagumu dengan sombong
Ataukah terbersit sekali dalam hatimu
Untuk sebentar saja bercermin
Memandang kembali segala persoalan
Dengan kepala jernih tanpa prasangka
Karena kau sibuk mencela
Dan lupa untuk belajar dan memahami hal itu

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Cinta tak termiliki

Cinta…

Sendirian aku termenung
Mengenang dia yang tak termiliki
Sendirian…..
Sendiri aku lagi dalam kegelapan
dalam kekosongan jiwa yang nyata
tanpa dia….


Cinta, aku sendiri
Mencintainya, cinta..aku …..cinta
Tapi
Sendiri aku terus…
Tenggelam aku dalam renungan bundar matanya
Betapa redupnya…betapa indahnya
Tapi sendiri aku terus…
Mengenang dia yang tak termiliki


Bahgia bila mendengar bicaranya…
Tapi…
Lemah tanpa suaranya
Syurga aku lihat senyumnya
tapi…
Sedih bila hadapi amarahnya
Bangga aku dengar pujinya
Tapi…
Kecewa bila kudengar sindirnya


Ingin aku mengenalnya
Ingin aku milikinya
Ingin aku cintainya
Tanpa dia tau …
Tanpa dia mengerti


Betapa dekat hadirnya, tapi.. jauh jiwanya
Ingin kusentuh selalu biar hati tenang
Biar jiwa lapang…
Tapi termenung aku terus mengenang cinta
Yang tak termiliki….

Hati ingin miliki
Hati ingin …. Hati ingin
Tapi termenung aku terus
Dibalik tabir jiwa yang tak mungkin aku miliki….

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Padam

Apa yang kau dapatkan, hargailah
Apa yang dipinjam, kembalikan
Sebelum semuanya menghilang
Dan api di dalammu padam
Apa yang kau simpan, rawatlah
Apa yang kau buang, relakan
Bila api di dalam dirimu telah padam
Kenangan pun tak lagi bisa membakar
Mimpi pun tak bisa lagi bersinar
Jadi jangan berhenti dulu
Sebab dewa masih memberimu waktu
Sebelum semuanya memudar
Dan api di dalammu padam

Apa yang kau inginkan, kejarlah
Apa yang kau takuti, hadapi
Sebelum semuanya menghilang
Dalam kegelapan yang kelam
Apa yang kau jaga, sayangilah
Apa yang kau benci, tangisi
Karena bila api yang ada telah padam
Ingatan pun tak lagi berarti
Jalan yang lebar pun tak lagi menarik
Jadi jangan mencemaskan hal yang tak perlu
Sebab meski terlihat tak ada waktu
Dan angin tak mau membantu
Kobaran di dadamu masih belum padam

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Wajah Pagi di Wajahmu yang Malam Memancar Cahaya Malammu di Wajah Pagi

Sudah berapa banyak angka dari kalender
Merawat nyeri dari luka paragraf soliloqui
Pada bangunan yang dipurbakan
Setiap jeda waktu terteriak di mulutmu
Serupa dengung tawon dalam hutan
Deru suaramu meruwat perjalanan ngilu

Ngilu: Kau ceritakan lagi pagi ini
Seperti pagi yang lalu tanpa ingata
Mungkin di pagi yang lain, insomniamu
Dan kamu akan datang lagi, ceritakan nyeri
Pada kematian di hamparan panggung teater lengang
Lalu tegang di wajahmu
Lalu tenang seolah-olah
Pada bait-bait puisi
Yang kau sesalkan sebelum tidur
Lalu mimpi buruk melumat sesal
Sembunyikan ketakutan di bibirmu

Bibirmu: Cerita ngilu di sebuah pagi
"pada akhirnya batang tubuh berakal ini
menjadi analog-analog kecil dalam satwa
yang kau juga aku mengembunkannya
pada imajinasi untuk sesuap nasi."

Kau diam sebentar, bercakap kecil
Kulihat ke dalam matamu, ada luka

"Luka itu kawan, yang membuat senyum
di kanvas pagi yang ngilu pada ceritaku
selain luka tak ada lagi untuk sebuah cerita
dan kenangan hanya maut yang tak kukenal."

Kata-katamu menetaskan api pagi ini
Sebagaimana aksara di bibir penyair itu
Telah membakar puisi dan mengabu kini
Terhempas ke ladang-ladang petani
Terhimpit map-map plastik di kantor-kantor
Menempel di wajahmu sendiri
Pagi ini, lembut. Legam.

Kau diam kemudian
Sambil menunjuk jari ke tubuh ayam betina
Yang mencari makan sisa angin dan embun segar semalam
Jika hujan tak membawanya pergi
Dan kau tak mencolongnya untuk sepenggal diksi

"Lihatlah ayam betina itu, tenang dan tentram."

Sebab tak punyai kata-kata untuk luka

[...] Read more

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Because of Love? (Indonesian Version)

Sering kali ingin kucoba mengerti dirimu
Namun semakin ku tak dapat mengerti kau begitu

Kadang kau mesra, kadang kau cemburu buta
Kadang kau dekat, kadang kau tak peduli

Tapi ku tak dapat mengerti diriku sendiri
Yang tetap di sampingmu walaupun kau begitu

Kadang ku bosan, kadang ku melayang
Kadang ku gundah
Apa yang membuat kita bersama?

Karena cinta
Ataukah mungkin rasa iba
Karena suka
Ataukah sudah terbiasa
Kita hidup dengan saling menerima

Berapa kali pun kucoba menghapus dirimu
Namun semakin kuhampa di dalam hatiku

Kurindu senyummu, kutelan pahitmu
Kuingin hangatmu, kutakut kehilanganmu

Mungkin kau juga pernah bertanya dalam hatimu
Masihkah ku berguna dalam hidupmu

Meski ku peragu, meski ku tak sempurna
Meski ku sakiti
Apa yang membuat kita bertahan?

Karena cinta
Ataukah mungkin rasa iba
Karena suka
Ataukah sudah terbiasa
Kita hidup dengan saling percaya

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Sepenggal Rasa

Ketika air mataku tak bisa lagi mengalirkan duka
Ketika semua kata tak bisa lagi menggambarkan makna
Betapa aku ingin merengkuhmu, lekat menghabiskan rinduku
Betapa aku ingin menggadaikan hidupku untuk hembusan nafasmu
Agar tak ada detik waktu tanpa sentuhan tulusmu,
Agar kekal semua tentangmu di benak dan kalbuku
Tentang semua cerita luka yang kau rajut bagai untaian bunga
Tentang semua cinta yang kau bingkai dengan senyum bahagia
Aku menghirup udara dan rasa kehilanganku di detak waktu
Aku menatap hari-hari muram dengan tangis pilu
Maafku untuk semua keengganan yang ingin kusesali sampai mati
Maafku untuk segala kepongahan yang terpatri dalam hati
Terima kasihku untuk semua cintamu yang tak berbatas
Terima kasihku untuk semua jasamu yang tak terbalas
Waktu yang berlari tak mampu mengikis kisah denganmu
Waktu yang berlalu akan mengekalkan hidupmu dihatiku

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Diam-Diam

Diam-diam aku
Menulis setetes air bening
di ujung alismu
Di kedua bola mataku

Diam-diam aku tahu
Pura-pura tak peduli
Kau melirik ujung rambutku
Dan kuintip senyummu dalam hati
Diam-diam dirimu
Menanam duri-duri kecil
Dengan alis dan tatapmu di mataku

Diam-diam kau berteduh
Pura-pura tak merasakan adaku
Kau merawat duri
Aku menikmati
Kau membuat perih
Aku tersenyum
Diam-diam tak acuh
Pura-pura tak terjadi sesuatu

Pun
Diam-diam aku
Sunyi dalam ruang pekat
Tanpa kau pura-pura melirik
Dan menatapku
Ada rindu disini
Bila kau tak bawa duri
Dan perih di mataku
Dengan ujung alismu

Lalu,
Diam-diam aku
Tersenyum menikmati perih
Pura-pura tak merasa tatapmu

R.410,05 Desember 2011

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Kelu

kelunyaku untuk bicara
dihadapan mereka,
aku tak bisa

aku tak tahu
patah-patah kata itu tiada terluah
hanya degusan nafas resah
kedengaran...

aku tak bisa bicara
melepas keraguan mereka, aku tak bisa!

hampir hancur aku ditelan mereka
hampir mati aku dihimpit mereka

aku tak bisa
mencari keberanian itu aku tak tahu,
kebenaran untuk meluahkan
perasaanku....
pandangan mereka....
kutukan mereka

tiada aku mengerti
tiada aku bisa
mengungkap tirai besi bibirku ini!
melepas selimut duri lidahku ini

aku tak bisa

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Dalam Rindu

Bersamamu
Lalui hari-hari itu
Arungi lautan waktu
Dalam lagu

Dan cintaku
Sepertinya takkan layu
Bila kau tetap di hatiku
Dalam rindu

Kasihku
Kuingin sedikit kau tahu
Betapa berharga dirimu
Dalam hidupku

Tapiku
Tak ingin selalu menunggu
Gelisah dan tak menentu
Dalam ragu

Bersamamu
Meski kadang terasa pilu
Bagai tertusuk sembilu
Jiwaku sendu

Dan cintaku
Kuatkan raga dan jiwaku
Hadapi hari kelabu
Hujan dan salju

Kasihku
Coba kau dengarkan aku
Jangan terus hindariku
Lihat diriku

Karna ku
Tak ingin selalu terpaku
Hanya diam dan mengadu
Dalam kalbu

Akankah
Kau hapus semua gundah
Bagaikan sebuah anugerah
Ataukah itu hanya kata-kata indah

Kasihku
Kuingin sedikit kau tahu
Betapa berharga dirimu
Dalam hidupku

[...] Read more

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Jangan maksa

Jangan maksa cuma keinginan kita
Kalau kamu juga tidak mau dipaksa-paksa
Jangan maksa bersikap ceria
Kalau sedang tak ingin tertawa
Jangan maksa ngebut di jalan raya
Kalau nantinya malah celaka
Jangan maksa kelihatan kaya
Kalau hanya untuk gaya

Jangan maksa apa pun juga
Karena hasilnya pasti sia-sia
Jangan maksa tentang rasa suka
Karena cinta datang dengan rela
Jangan maksa tetap menderita
Karena hati bisa lebih keras dari baja
Jangan maksa tapi tanpa usaha
Karena keberuntungan bukan cara

Jangan maksa semua harus sempurna
Yang penting bermakna dan berguna
Jangan maksa anak-anak cepat dewasa
Biarkan mereka tumbuh apa adanya
Jangan maksa merasa punya kuasa
Tetap bersama saja sudah luar biasa
Jangan maksa menjadi serupa
Berbeda bukan hal yang hina

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Difahami

Dalam kekerasan hati aku lihat ada kelembutan
yang tak pernah dapat terungkai
Dalam pedasnya kata-kata aku lihat kasih sayang yang
tak pernah dapatku mengerti
Dalam tajamnya renugan mata kulihat sinar
Matahari yang terik menyinari menyatakan
Betapa hati ingin dimengerti
Dalam halusnya suara dapatku dengar
dengusan-dengusan nafas yang lelah
menyatakan betapa diri ingin dihargai

Hanya kekerasan yang menutupi kelembutan
Hingga hadiryna tohmahan
Menutup cahaya mentari
Menista sinar kasih sayang

Namun…
Tidak akan pernah ada yang memahami
Selagi tiada yang cuba menyelami
Dari hati seorang insan
yang cuba untuk aku mengerti

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Jangan Macam Macam dengan Nyawa

Jangan macam-macam
Di tubuhmu ada nyawa
Jangan terlena
Meski kau punya semua
Dalam sekejap mata
Semua bisa tak berguna
Saat maut menyapa

Jangan macam-macam
Di tanganmu ada nyawa
Tapi bukan kau punya
Meski kau tak peduli
Nanti pasti kau sesali
Bila ia akhirnya pergi
Dan takkan kembali

Jangan macam-macam
Di depanmu ada nyawa
Yang juga punya harga
Mesli kau tak mengerti
Karena belum kau kenali
Saat kau membuka diri
Kau akan menemukan arti

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Menatap lurus matamu (Indonesian)

lalu belajar mengerti dari awal,
membaca kembali ejaan yang tak pernah kau berikan,
karena sebagaimana pengertian dari awalnya
bermula dari keterpaksaan,
penderitaan yang dijalani,
akar tunjang yang membelit tumbuh
di pokok batangnya,
rumput yang tumbuh
di segala musim,
kerelaan yang tumbuh
dari bola matamu,
memperkaitkan sepi pada pengertian,
alam benda-benda yang ada di kerajaan hati,
entah berapa kali aku mengemis padamu,
jangan buatkan sarang laba-laba yang menjebakku,
jadi magsamu,
terpikat masuk ke bola matamu,
terjebak sukma ruhmu,
melewati aliran nadi,
memenuhi hasrat,
pelajaran apalagi ini?
bermula dari kekosongan mengisi setiap rongga jiwa,
penderitaan adalah awal persetubuhan,
persetubuhan yang akan menjadi puing-puing
kenangan dalam matamu,
hendakkah kau buang,
bagi matamu yang penyair,
barangkali akan tinggalkan sebagai kata,
yang kembali dieja dengan apa saja judul puisimu,
tetapi tetap saja persetubuhan kita tak kekal,
hanya kekal dalam matamu dan mataku,
suatu kali kita bangun kerajaan dalam semalam,
aku puaskan membangunkan pualam istana,
cuma dalam matamu,
setelah kekeringan yang punah,
dibakar, apalagi ini?
lalu belajar mengerti kembali…..

(2001)

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Mungkin

Mungkin aku telah tertipu mulut manismu
Padahal kau hanya menawarkan cinta palsu
Mungkin aku bermimpi memilikimu
Padahal aku terjebak permainan cintamu

Mungkin kau hanya mencari kebahagiaan semu
Dan aku hanya memuaskan rasa ingin tahuku
Mungkin kau tak memikirkan diriku
Dan kau membuatku percaya hanya itu

Mungkin aku tak peduli
Karena aku tak pernah menyesal memilihmu
Mungkin aku tak perlu mengerti
Karena aku terlanjur mencintaimu

Mungkin semua ini adalah kebohongan yang indah
Dunia ilusi yang kita ciptakan bersama
Mungkin kita semua mempunyai sebuah rahasia
Tentang perasaan sepi yang kita punya

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Laut Di Tengah Keajaiban Musim Dingin

Meski angin bertiup kencang dan air laut mengamuk dashyat
Esok hari adalah suatu hari yang baru
Kau akan mengalirkannya
Meski dipisahkan oleh angin yang bertiup kencang
maupun ombak yang besar
Itulah pelosok pulau tempat orang yang kita cintai menunggu
Kau akan mengalirkannya
Ke hatimu
Nun jauh di balik bayang-bayang pulau
Di tengah laut yang arusnya deras
Burung putih akan membawa kembali arwah kekasih yang telah tiada
Membawa kembali
Suatu hari akan jatuh cinta pada seseorang
Meski ombak di laut ganas diterpa tiupan angin
Mencintai seseorang
Bukalah hatimu sekali lagi
Meski awan di langit jauh dari jangkauan
Kalau hati terbang jauh, cinta pun akan datang menjemput
Perasaan di dalam hati itu
Pasti akan sampai di pangkuanmu
Meski jaraknya jauh sekalipun

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share
 

Search


Recent searches | Top searches