Demo
Punya suara
Tapi ga bermakna
Punya nyawa
Tapi ga dijaga
Punya tenaga
Tapi ga berguna
Punya cara
Tapi ga dewasa
Punya bahaya
Tapi ga merasa
Punya warna
Tapi ga bangga
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Related quotes
Jangan Macam Macam dengan Nyawa
Jangan macam-macam
Di tubuhmu ada nyawa
Jangan terlena
Meski kau punya semua
Dalam sekejap mata
Semua bisa tak berguna
Saat maut menyapa
Jangan macam-macam
Di tanganmu ada nyawa
Tapi bukan kau punya
Meski kau tak peduli
Nanti pasti kau sesali
Bila ia akhirnya pergi
Dan takkan kembali
Jangan macam-macam
Di depanmu ada nyawa
Yang juga punya harga
Mesli kau tak mengerti
Karena belum kau kenali
Saat kau membuka diri
Kau akan menemukan arti
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Jangan maksa
Jangan maksa cuma keinginan kita
Kalau kamu juga tidak mau dipaksa-paksa
Jangan maksa bersikap ceria
Kalau sedang tak ingin tertawa
Jangan maksa ngebut di jalan raya
Kalau nantinya malah celaka
Jangan maksa kelihatan kaya
Kalau hanya untuk gaya
Jangan maksa apa pun juga
Karena hasilnya pasti sia-sia
Jangan maksa tentang rasa suka
Karena cinta datang dengan rela
Jangan maksa tetap menderita
Karena hati bisa lebih keras dari baja
Jangan maksa tapi tanpa usaha
Karena keberuntungan bukan cara
Jangan maksa semua harus sempurna
Yang penting bermakna dan berguna
Jangan maksa anak-anak cepat dewasa
Biarkan mereka tumbuh apa adanya
Jangan maksa merasa punya kuasa
Tetap bersama saja sudah luar biasa
Jangan maksa menjadi serupa
Berbeda bukan hal yang hina
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Cinta tak termiliki
Cinta…
Sendirian aku termenung
Mengenang dia yang tak termiliki
Sendirian…..
Sendiri aku lagi dalam kegelapan
dalam kekosongan jiwa yang nyata
tanpa dia….
Cinta, aku sendiri
Mencintainya, cinta..aku …..cinta
Tapi
Sendiri aku terus…
Tenggelam aku dalam renungan bundar matanya
Betapa redupnya…betapa indahnya
Tapi sendiri aku terus…
Mengenang dia yang tak termiliki
Bahgia bila mendengar bicaranya…
Tapi…
Lemah tanpa suaranya
Syurga aku lihat senyumnya
tapi…
Sedih bila hadapi amarahnya
Bangga aku dengar pujinya
Tapi…
Kecewa bila kudengar sindirnya
Ingin aku mengenalnya
Ingin aku milikinya
Ingin aku cintainya
Tanpa dia tau …
Tanpa dia mengerti…
Betapa dekat hadirnya, tapi.. jauh jiwanya
Ingin kusentuh selalu biar hati tenang
Biar jiwa lapang…
Tapi termenung aku terus mengenang cinta
Yang tak termiliki….
Hati ingin miliki
Hati ingin …. Hati ingin
Tapi termenung aku terus
Dibalik tabir jiwa yang tak mungkin aku miliki….
poem by Qistina Zaini
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!


Piedra de Sol
La treizième revient...c’est encor la première;
et c’est toujours la seule-ou c’est le seul moment;
car es-tu reine, ô toi, la première ou dernière?
es-tu roi, toi le seul ou le dernier amant?
Gérard de Nerval, Arthèmis
Un sauce de cristal, un chopo de agua,
un alto surtidor que el viento arquea,
un árbol bien plantado mas danzante,
un caminar de río que se curva,
avanza, retrocede, da un rodeo
y llega siempre:
un caminar tranquilo
de estrella o primavera sin premura,
agua que con los párpados cerrados
mana toda la noche profecías,
unánime presencia en oleaje,
ola tras ola hasta cubrirlo todo,
verde soberanía sin ocaso
como el deslumbramiento de las alas
cuando se abren en mitad del cielo,
un caminar entre las espesuras
de los días futuros y el aciago
fulgor de la desdicha como un ave
petrificando el bosque con su canto
y las felicidades inminentes
entre las ramas que se desvanecen,
horas de luz que pican ya los pájaros,
presagios que se escapan de la mano,
una presencia como un canto súbito,
como el viento cantando en el incendio,
una mirada que sostiene en vilo
al mundo con sus mares y sus montes,
cuerpo de luz filtrado por un ágata,
piernas de luz, vientre de luz, bahías,
roca solar, cuerpo color de nube,
color de día rápido que salta,
la hora centellea y tiene cuerpo,
el mundo ya es visible por tu cuerpo,
es transparente por tu transparencia,
voy entre galerías de sonidos,
fluyo entre las presencias resonantes,
voy por las transparencias como un ciego,
un reflejo me borra, nazco en otro,
oh bosque de pilares encantados,
bajo los arcos de la luz penetro
los corredores de un otoño diáfano,
voy por tu cuerpo como por el mundo,
[...] Read more
poem by Octavio Paz
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Merah Putih
merah adalah berani
warna ksatria yang gagah
membela negeri
tapi bila hanya merah
yang ada hanya darah
putih adalah suci
warna sang perawan
bersahaja dalam diri
tapi bila hanya dia
yang ada hanya hampa
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Con Voi
Mia cara, voglio farvi sapere
Qualcosa che è molto importante per me,
E qualcosa che può essere
Molto importante per lei,
Se apprezzi il mio amore solo
Come valore di tuo.
Mia cara, sono stato con voi per
Come posso ricordare.
Mi ricordo quando eravamo bambini,
E i nostri genitori erano vicini,
E siamo stati vicini, come pure,
Naturalmente
E i nostri genitori sarebbero pianificare 'gioco-date'
Come chiamati li allora e ancora adesso,
E c'era molto di più ad esso.
Si, tua sorella e tuo fratello sarebbe venuto sopra,
E potrebbe appendere fuori con mio fratello, mia sorella e me.
Ricordo che pensavo che le ragazze erano lorde,
E voi, vorrei evitare
E hai pensato che avevo una malattia,
Così sarebbe evitare me, troppo.
Ma, dopo un paio di settimane,
Siamo diventati amici,
[...] Read more
poem by James Roberts
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Manusia
Manusia
Manusia kau sering terlupa
Telupa akan erti hidup mu
Terlupa akan erti kemanusiaan
Terlupa akan maksud kewujudan mu
Keghairanmu mengejar dunia,
Membuatkau lupa, alpa
Kau lupa pada saudara-maramu
Kau lupa pada insan disekelilingmu
Kau lupa pada usia yang semakin meningkat
Kau lupa pada amal ibadatmu
Kau lupa,
Kau lupa pada TUHAN
Manusia,
Tanpa kau sedari kau telah pergi…
Pergi jauh meninggalkan dunia
Kau pergi tanpa kau sedari…!
Dalam sekelip mata kau hilang segalanya
Dalam sekelip mata keindahan dunia lenyap dari pandanganmu,
Kau menangis,
Tapi untuk apa?
Kau meratap
Tapi untuk siapa?
Penyesalanmu sudah terlambat
Pada siapa ingin kau ingin meminta…
Pandanganmu kosong!
Ratapanmu sayu…
Tangisanmu pilu!
Tiada siapa yang bias mendengarmu
Tiada siapa yang bisa melihat kehadiranmu
Hanya kau disitu
Menatap sayu insan-insan di sekelilingmu….
Menatap sayu sekujur tubuh kaku disisi mereka
Tapi?
Tapi itu tubuh siapa?
Itu kau!
Itu kau! ! !
Tubuh kaku itu milikmu
[...] Read more
poem by Qistina Zaini
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Warna Cinta
Kini
Aku terdiam terhenti
Tenggelam di dalam sepi
Dan ku bermimpi
Nanti
Pasti kudapat kembali
Pengganti yang telah pergi
Dan ku mengerti
Meski kubuang semua
Segala rasa di dada
Semakin tertinggal hampa
Yang menekan jiwa
Meski kututup semua
Kenangan tersisa
Semakin ku lupa cara
Bahagia
Suatu hari
Siapapun yang kunanti
Kan membawaku pergi
Hapuskan pedih
Meski tak selamanya mudah
Tapi layak dicoba
Karena ku butuh cinta
Tuk penuhi jiwa
Meski kau bilang ku buta
Dan ku kan terluka
Tapi itu pun warna
Dunia
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

No Apagues La Luz
Dime t si entiendes
Lo que va a pasar
Quizs mientras te mueves
Poco a poco lo descubrirs
Olvida las preguntas
Que hay mucho que inventar
Hablando pierdes tiempo
Y acrcate a algo ms
No apagues la luz
Me hace falta verte cada vez ms
No puedo adivinar
Que cara pones si te empiezo a tocar
No apagues la luz
No apagues la luz
Si quieres dame alguna idea
Dime qu te gusta ms
Y deja que me mueva
Arriba, abajo y ms all
No apagues la luz
Me hace falta verte cada vez mas
no puedo adivinar
que cara pones si te empiezo a tocar
No apagues la luz
No apagues la luz
Si t vez lo que siento
sabe Dios se corres o no
Mejor ven a ver lo que pienso
Y deja ya la luz por favor
No apagues la luz
No apagues la luz
Me hace falta verte cada vez ms
No puedo adivinar
No apagues la luz
Que cara pones si te empiezo a tocar
No apagues la luz
No apagues la luz... No apagues la luz
Me hace falta verte cada vez mas
No puedo adivinar...No apagues la luz
Que cara pones si te empiezo a tocar
No apagues la luz...
No apagues la luz...
song performed by Enrique Iglesias
Added by Lucian Velea
Comment! | Vote! | Copy!

Caras Castle
If you ever come to our town
On a carousel crusade
And youre tired of fighting windmills with a nail
Cross the fence and join the dragons
Who have never made the grade
Caras castle and the keepers of a most unholy grail.
Oh cara, queen of the losers, ruler of the weak
Give the poet what he chooses till hes too dumb to speak
Theres a clock upon the mantle
But its hands forget the time
And the windows turn their backs upon the day
And the people in the shadows
Could be all lost friends of mine
Caras courtiers need no light c need no light to lose their way
Oh cara, queen of the losers, ruler of the weak
Give the poet what he chooses till hes too dumb to speak
From the end to the beginning
Crippled minds retrace the steps
From the burial to the birth they do retreat
Wonderin where and when and why
Their souls were slaughtered while they slept
Caras courtiers know no victory c know no victory just defeat
Oh cara, queen of the losers, ruler of the weak
Give the poet what he chooses till hes too dumb to speak
One by one the battered soldiers
Go slowly cross the moat
One by one they seek new castles somewhere else
With their crutches and the cravens
And I wonder is there hope
Is there hope for caras courtiers c and the wars against themselves
Oh cara, queen of the losers, ruler of the weak
Give the poet what he chooses till hes too dumb to speak
song performed by Joni Mitchell
Added by Lucian Velea
Comment! | Vote! | Copy!

Setelah Perayaan
Terpuruk ku di sini
Di antara debu sisa-sisa kembang api
Awan di langit malam yang gelap
Kabut asap yang mengambang
Dengan bau mesiu habis terbakar
Tak ada lagi bunga yang berpendar warna-warni
Tak ada lintasan cahaya yang bersahutan bernyanyi
Bagaikan sebuah orkestra tanpa suara
Lalu aku kembali pada kesendirian
Keramaian lamat-lamat meninggalkan diriku
Yang terlalu lamban bergerak untuk mengejar mimpi
Yang kupunya hanya hasrat yang telah mati
Menunggu sejumput percikan api
Mengenaiku kembali
Dan aku akan melesat di tengah hitamnya langit malam
Berpendar dengan membakar seluruh diriku
Lalu aku akan menghilang dalam hujan bunga api
Berharap seseorang melayangkan pandang sekali
Diriku yang telah telantar dan dilupakan
Tanpa sempat memenuhi janjiku untuk menjadi
Kembang api yang tak gagal lagi
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Puisi Sembilan Tabiat Cinta
Sembilan Tabiat Cinta
I.
Musim-musim hampiri cintaku. Padamu tak sempat kutitip rindu. Hujan pergi tinggalkan basah daunan. Aroma kembang menyemerbak ke udara. Tak ada wangi cintaku di sana. Segersang rindu di matamu akan diriku. Dahaga sepi dan nyerinya tertahan di atas sebidang dadaku. Resah bibirmu, terlampau suram kujamah warnanya. Apa kau tak mendengar degup musim menghujam jantung cintaku. Di sana rindu membiru di bibir waktu. Sebiru resahmu.
II.
Aku tulis tabiat cinta ini dengan ingatan terpenggal musim hujan. Terkambang bah di sungai coklat, terapung di selat kecil ditinggalkan para pengumpul pasir. Tak ada sauh tak ada jangkar untuk kulempar biar perahu waktu berhenti. Sebab laju perahu, nyeri gelombang lautan yang menderita di jantungku. Maka kutulis tabiat cinta ini atas nama rasa yang kurasa kesejukannya setiap embun jatuh seperti matamu menatapku.
III.
Aku mencintaimu bukan tanpa perhitungan, meski belum sepenuhnya tepat waktu. Tetapi aku tidak tergesa-gesa. Itulah sebabnya cintaku mengalir tenang. Serupa capung-capung senjahari terbang di atas hamparan padi menguning.
IV.
Cintaku hidup dari udara pagi di lembah-lembah, sawah dan ladang. Berhembus ke samudra mencipta awan. hujan deras adalah kesetiaanku padamu. Kesetiaan musim pada kesejukan. Dan apabila badai dan banjir datang itulah cemburu batinku yang sialan. Apa kau tak merasa ada kehidupan diantara jarak kita memandang?
V.
Kepadamu aku mencari kekuatan hidup dengan segala kesadaran dan fitrah kemanusiaan. Lalu cinta kubangkitkan di dalamnya dengan tangan-tangan api dan air. Hawa panas dan dingin adalah nafasku. Apa kau tak merasa hembusnya kekasih?
VI.
Tak ada kuasa untuk cinta. Jika ketakutan hadir sebab cemburu. Aku bicara dari lubuk bumi. Meski tak ada pohon bicara. Engkaulah maha pendengar kata-kata yang menjelma dedaunan dan reranting subur. Aku tersiksa oleh cinta. Kau tentu tak sudi mengurai air mata, ketika luka batinku menjeritkan nyeri letusan berapi. Tetapi, biarlah lahar panas menyulap rinduku.
VII.
Kita selalu bicara tentang cinta, nestapa, dan impian sejak pertemuan pertama. Meneguk anggur sampai mabuk, hingga kesadaran tunai di persimpangan menuju hidupmu-menemu hidupku. Kita sepakat lupakan segala, madu dan darah kita, lalu kita penuhi dengan air raksa.
VIII.
Cintaku, rasa sakit dari masa lalu, tak terasa oleh nyeri hari ini untuk masa depan.
IX.
Mari kita berdoa satu sama lain.
Yogyakarta,2011-2012
poem by Selendang Sulaiman
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Amore
C'ho un mal di schiena che nom
mi fa dormire
da ieri sera ce l'ho
voglio morire.
Ti prego fammi un favore
chiamami un dottore...
Amore!
Quel mal di schiena poi... ohi
non passa ancora
da ieri l'altro ce l'ho
la vita dura
ti prego fammi un piacere
fammi una "puntura"...
Mia cara!
Amore!
C'ho un mal di schiena che non
mi fa dormire
da ieri l'altro ce l'ho
voglio morire
ti prego fammi un favore
chiamami un dottore
fammi una "puntura"
insomma dammi qualcosa...
Mia cara!
Mia cara!
Amore!....
song performed by Vasco Rossi
Added by Lucian Velea
Comment! | Vote! | Copy!

From Far Away: Jeida's Speech
Dunia ini luas
Bermacam-macam orang hidup dengan memegang cara pikirnya masing-masing
Di tempat yang tidak diketahui
Aku adalah bagian darinya juga
Aku dulu bermaksud menjalankan dunia seorang diri
Aku benar, tapi entah kenapa tak bisa menjalankan apa yang aku inginkan
Aku pernah hidup dalam kerisauan dan ratap tangis
Tapi mungkin karena aku dulu seperti ingin memasangkan dunia yang luas ini ke dalam bingkai yang kecil yaitu aku
Beban di pundakku telah kulepaskan
Sekarang aku akan mencari peranku sendiri
Tanpa tergesa-gesa, tanpa ambisi
Dengan santai
Sambil menjejakkan kaki di tanah
from kanata kara
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Fundamental of Liar Chapter LXXXI: Ability
Bisa karena biasa
Bisa karena terpaksa
Bisa karena berkuasa
Bisa karena dewasa
Bisa karena memang bisa
Bisa karena punya asa
Able because get used
Able because get forced
Able because have power
Able because already mature
Able because really talented
Able because keep a hope
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Sang Pujaan
Dia terus saja memandangmu
Gadis yang melihat dari atas jendela
Dan gadis yang berpapasan di jalan
Dia jelas-jelas mengagumimu
Gadis pembuat kue
Dan gadis anak penjahit
Tapi mungkin kau tak menyadarinya
Hatimu begitu dingin dan acuh
Dia pasti mengincarmu
Gadis putri tuan tanah
Dan gadis penyanyi bar itu
Dia juga diam-diam mencintaimu
Gadis pemalu yang tak sanggup memandangmu
Dan gadis sahabat yang ada di dekatmu
Tapi mungkin kau tak peduli
Hatimu sangat dingin dan tak tersentuh
Siapakah dia yang akan kau ajak ke pesta?
Siapakah dia yang akan kau ajak berdansa?
Gadis yang cantikkah atau biasa saja
Siapakah dia yang akan kau pilih?
Siapakah dia yang mencuri perhatianmu?
Gadis yang ceriakah atau gadis yang lembut
Seisi kota begitu ingin tahu tentangmu
Tapi kau masih saja berjalan dengan santai
Mengapa kau begitu mempesona setiap gadis?
Mengapa tak kau pilih salah satu saja?
Gadis yang kau kenal baik atau gadis yang dijodohkan
Berilah kesempatan pada para gadis untuk mendapatkanmu
Juga beri kesempatan para pria untuk mendapat gadis
Bila tak juga mencari seisi kota akan menjadi gila
Dia yang mencintaimu akan menyelamatkanmu
Dia yang kau cintai akan menyelamatkan kami semua!
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Because of Love? (Indonesian Version)
Sering kali ingin kucoba mengerti dirimu
Namun semakin ku tak dapat mengerti kau begitu
Kadang kau mesra, kadang kau cemburu buta
Kadang kau dekat, kadang kau tak peduli
Tapi ku tak dapat mengerti diriku sendiri
Yang tetap di sampingmu walaupun kau begitu
Kadang ku bosan, kadang ku melayang
Kadang ku gundah
Apa yang membuat kita bersama?
Karena cinta
Ataukah mungkin rasa iba
Karena suka
Ataukah sudah terbiasa
Kita hidup dengan saling menerima
Berapa kali pun kucoba menghapus dirimu
Namun semakin kuhampa di dalam hatiku
Kurindu senyummu, kutelan pahitmu
Kuingin hangatmu, kutakut kehilanganmu
Mungkin kau juga pernah bertanya dalam hatimu
Masihkah ku berguna dalam hidupmu
Meski ku peragu, meski ku tak sempurna
Meski ku sakiti
Apa yang membuat kita bertahan?
Karena cinta
Ataukah mungkin rasa iba
Karena suka
Ataukah sudah terbiasa
Kita hidup dengan saling percaya
poem by Maria Sudibyo
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

No Encuentro La Manera
No encuentro la manera de hablar
no encuentro la verdad
no finjo sentimientos, al final
no caigo al despegar
na na na
na na na
No busco un objeto mejemplar
alguien de quien dudar
brilla en tu cara la sinceridad
nunca se va a acabar.
na na na
na na na
No encuentro la manera de hablar
no encuentro la verdad
no finjo sentimientos al final,
no caigo al despegar
na na na
na na na
No busco un objeto mejemplar
alguien de quien dudar
brilla en tu cara la sinceridad
nunca se va a acabar
na na na
na na na
song performed by Zurdok
Added by Lucian Velea
Comment! | Vote! | Copy!

Paper Towns
Cast: Cara Delevingne, Nat Wolff, Halston Sage, Cara Buono, Caitlin Carver, Austin Abrams, Hannah Alligood, Griffin Freeman, Jaz Sinclair
trailer for Paper Towns, directed by Jake Schreier, screenplay, inspired by John Green (2015)
Added by Veronica Serbanoiu
Comment! | Vote! | Copy!

Paper Towns [trailer 2]
Cast: Cara Delevingne, Nat Wolff, Halston Sage, Cara Buono, Caitlin Carver, Austin Abrams, Hannah Alligood, Griffin Freeman, Jaz Sinclair
trailer for Paper Towns, directed by Jake Schreier, screenplay, inspired by John Green (2015)
Added by Veronica Serbanoiu
Comment! | Vote! | Copy!
