Latest quotes | Random quotes | Vote! | Latest comments | Submit quote

Terbang

Terbang lepas
Terbang bebas

Bila masih kulihat cahaya
Terpancar di depan sana
Aku kan segera
Bangkit dan membawa
Semua harapan di dada

Bila satu patah kata
Yang kutunggu tlah tiba
Aku kan segera
Meluncur bersama
Mimpi yang luar biasa

Terbang lepas
Terbang bebas
Jauh
Dan melayang
Di langit luas
Jauh

Kan kulihat semua
Dunia yang sangat indah
Kan kuingat dirinya
Dia sangat kucinta

Bila nanti langkahku terhenti
Kau tinggalkan ku sendiri
Aku takkan goyah
Tak pernah menyerah
Karena hidup belum berakhir

Dan ku kan
Terbang lepas
Terbang bebas
Jauh
Dan melayang
Di langit luas
Jauh

Kan kulihat semua
Dunia yang sangat indah
Kan kuingat dirinya
Dia sangat kucinta

Oh, terbang lepas
Terbang bebas

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Related quotes

Kenapa bilang cinta

Kenapa bilang cinta
Bila hanya sekejap mata
Kenapa bilang suka
Bila cuma di bibir saja

Kenapa bilang cinta
Bila untuk status semata
Kenapa bilang saying
Bila bukan aku yang dibayang

Kenapa bilang cinta
Bila semuanya pura-pura
Kenapa bilang peduli
Bila sebenarnya tak ada di hati

Kenapa bilang cinta
Bila kata-kata tak dimakna
Kenapa bilang takdir
Bila nantinya berakhir

Kenapa bilang cinta
Bila tak cukup rasa
Kenapa bilang segalanya
Bila akhirnya tak bersisa

Kenapa bilang cinta
Bila alasan lain tak berguna
Kenapa bilang bahagia
Bila terus tersiksa

Kenapa bilang cinta
Bila selalu terpaksa
Kenapa bilang tak masalah
Bila berpisah karena berubah

Kenapa bilang cinta
Bila besok lalu lupa
Kenapa bilang selalu ada
Bila sepi kian mendera

Kenapa bilang cinta
Bila tak berusaha percaya
Kenapa bilang mencoba
Bila menghindari terluka

Kenapa bilang cinta
Bila berharap sebaliknya
Kenapa bilang mengerti
Bila tak pernah tepati janji

[...] Read more

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Old Gold Diggin' Geezer

Peek a boo doo peek a boo doo,
Peek a boo doo boo!
Poppa dada poppa.
Poppa dada poppa.
Peek a boo doo peek a boo doo,
Peek a boo doo boo!
Poppa dada poppa.
Poppa dada poppa.

You just wanna ride in my car.
Poppa dada poppa.
Poppa dada poppa.
And take you to places to feed your greedness.
Poppa dada poppa.
Poppa dada poppa.
Peek a boo doo peek a boo doo,
Peek a boo doo boo!
Poppa dada poppa.
Poppa dada poppa.

You just wanna have an easy life.
Poppa dada poppa.
Poppa dada poppa.
And you think I'm the one gon' give it!
Poppa dada poppa.
Poppa dada poppa.
Peek a boo doo peek a boo doo,
Peek a boo doo boo!
Poppa dada poppa.
Poppa dada poppa.

You ain't got a mortgage or a lease on me.
None that we've agreed upon.
And none that you can see.
You ain't got a ring or a title to keep me leashed up tight.
And what you think I've got,
You're not gonna get that close to take a bite!
With or without your teeth behind your 'grill'...
You old gold diggin' geezer!

Peek a boo doo peek a boo doo,
Peek a boo doo boo!
Poppa dada poppa.
Poppa dada poppa.
Peek a boo doo peek a boo doo,
Peek a boo doo boo!
Poppa dada poppa.
Poppa dada poppa.

You just wanna ride in my car.

[...] Read more

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Paper Pieces

Words by michelle branch
Music by michelle branch & will golden
Dada duda duda duda duda du dada duda dada
Dada duda duda duda duda du dada duda dada
Called your name today but no one answers any more,
You turned and ran away like someone came and locked the door,
Paper pieces lyin on the floor,
I fall to pieces now the coffees black and my heart is soar.
*pick me up tape me together, dadadadada-
Like paper pieces on the floor.
Dada duda duda duda duda du dada duda dada
Dada duda duda duda duda du dada duda dada
Since you left that day Ive realized my minds made up on you,
My heart is capsized and I dont know what Im gonna do.
*pick me up tape me together, dadadadada-
Like paper pieces on the floor.
Pick me up tape me together, dadadadada-
Like paper pieces on the floor,
Paper pieces on the floor :
And I call out to you,
Oh, but you turn,
Yes you turn away-
Dada duda duda duda duda du dada duda dada
Dada duda duda duda duda du dada duda dada
Called you name today but no one answers any more.
*pick me up tape me together, dadadadada-
Like paper pieces on the floor.
Pick me up tape me together, dadadadada-
Like paper pieces on the floor,
Pick me up tape me together, dadadadada-
Like paper pieces on the floor,
Paper pieces on the floor
(call me,call me, call me, call me)
Dada duda duda duda duda du dada duda dada
Dada duda duda duda duda du dada duda dada

song performed by Michelle BranchReport problemRelated quotes
Added by Lucian Velea
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Yang Yang

Yang yang holds on to a giant phone,
Yang yangs soft voice goes on and on,
I hate you, I hate you, where did it go wrong?
Yangyang goes talking to himself on the phone.
Yang yang sends his men pebbles and stones,
Yang yang rips his women down to the bones.
I own you, I own you, so give us a song,
Yangyang goes talking to his world on the phone.
Yang yangs born with a phone cord round his neck,
Yang yang never fails to stick to his kick.
I want you, I want you, youre making me sick.
But yangyang, the chords never long enough
To reach your mommys trick.
Yang yang yang yang yang,
Yang yang yang yang yang,
Yang yang, snap out,
Give up, cut out,
Tune up and join us,
Join the revolution,
Join the revolution.
No kick is good enough for lifetime substitution,
No brick will give you a lifetime consolation.
And whether you dig it or not,
We outnumber you in population.
And leave your private institution,
Get down to real communication,
Leave your scene of destruction
And join us in revolution.
Yang yang yang yang yang,
Yang yang yang yang yang,
Yang yang, wake up,
Give up, cut out,
Come out and join us,
Join the revolution,
Join the revolution.

song performed by Yoko OnoReport problemRelated quotes
Added by Lucian Velea
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Waktu yang Tepat

kapankah waktu yang tepat itu?
apakah bila kita secepat kilat
atau sewaktu berhitung cermat
kapankah waktu yang tepat itu?
apakah bila bergerak mendekat
atau bersabar menunggu penjerat
kapankah waktu yang tepat itu?
apakah bila kita melihat
atau ketika tak ada yang berbuat
kapankah waktu yang tepat itu?
apakah bila kita terus memahat
atau dimana semua sudah tersurat
kapankah waktu yang tepat itu?
apakah bila kehormatan terdesak
atau kala keberanian terdapat
kapankah waktu yang tepat itu?
apakah bila musuh merapat
atau sewaktu tak terlambat
kapankah waktu yang tepat itu?
apakah bila kita menangkap waktu yang sesaat
atau saat melepas semua pemberat
kapankah waktu yang tepat itu?
apakah bila semua selamat
atau ketika datang mujizat
kapankah waktu yang tepat itu?
apakah bila emosi memuncak
atau dimana yang berkuasa adalah akal sehat
kapankah waktu yang tepat itu?
apakah bila janji sudah terikat
atau kala hidup dipenuhi karat

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Puisi Sembilan Tabiat Cinta

Sembilan Tabiat Cinta


I.
Musim-musim hampiri cintaku. Padamu tak sempat kutitip rindu. Hujan pergi tinggalkan basah daunan. Aroma kembang menyemerbak ke udara. Tak ada wangi cintaku di sana. Segersang rindu di matamu akan diriku. Dahaga sepi dan nyerinya tertahan di atas sebidang dadaku. Resah bibirmu, terlampau suram kujamah warnanya. Apa kau tak mendengar degup musim menghujam jantung cintaku. Di sana rindu membiru di bibir waktu. Sebiru resahmu.

II.
Aku tulis tabiat cinta ini dengan ingatan terpenggal musim hujan. Terkambang bah di sungai coklat, terapung di selat kecil ditinggalkan para pengumpul pasir. Tak ada sauh tak ada jangkar untuk kulempar biar perahu waktu berhenti. Sebab laju perahu, nyeri gelombang lautan yang menderita di jantungku. Maka kutulis tabiat cinta ini atas nama rasa yang kurasa kesejukannya setiap embun jatuh seperti matamu menatapku.

III.
Aku mencintaimu bukan tanpa perhitungan, meski belum sepenuhnya tepat waktu. Tetapi aku tidak tergesa-gesa. Itulah sebabnya cintaku mengalir tenang. Serupa capung-capung senjahari terbang di atas hamparan padi menguning.

IV.
Cintaku hidup dari udara pagi di lembah-lembah, sawah dan ladang. Berhembus ke samudra mencipta awan. hujan deras adalah kesetiaanku padamu. Kesetiaan musim pada kesejukan. Dan apabila badai dan banjir datang itulah cemburu batinku yang sialan. Apa kau tak merasa ada kehidupan diantara jarak kita memandang?

V.
Kepadamu aku mencari kekuatan hidup dengan segala kesadaran dan fitrah kemanusiaan. Lalu cinta kubangkitkan di dalamnya dengan tangan-tangan api dan air. Hawa panas dan dingin adalah nafasku. Apa kau tak merasa hembusnya kekasih?

VI.
Tak ada kuasa untuk cinta. Jika ketakutan hadir sebab cemburu. Aku bicara dari lubuk bumi. Meski tak ada pohon bicara. Engkaulah maha pendengar kata-kata yang menjelma dedaunan dan reranting subur. Aku tersiksa oleh cinta. Kau tentu tak sudi mengurai air mata, ketika luka batinku menjeritkan nyeri letusan berapi. Tetapi, biarlah lahar panas menyulap rinduku.

VII.
Kita selalu bicara tentang cinta, nestapa, dan impian sejak pertemuan pertama. Meneguk anggur sampai mabuk, hingga kesadaran tunai di persimpangan menuju hidupmu-menemu hidupku. Kita sepakat lupakan segala, madu dan darah kita, lalu kita penuhi dengan air raksa.

VIII.
Cintaku, rasa sakit dari masa lalu, tak terasa oleh nyeri hari ini untuk masa depan.

IX.
Mari kita berdoa satu sama lain.

Yogyakarta,2011-2012

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Sepenggal Rasa

Ketika air mataku tak bisa lagi mengalirkan duka
Ketika semua kata tak bisa lagi menggambarkan makna
Betapa aku ingin merengkuhmu, lekat menghabiskan rinduku
Betapa aku ingin menggadaikan hidupku untuk hembusan nafasmu
Agar tak ada detik waktu tanpa sentuhan tulusmu,
Agar kekal semua tentangmu di benak dan kalbuku
Tentang semua cerita luka yang kau rajut bagai untaian bunga
Tentang semua cinta yang kau bingkai dengan senyum bahagia
Aku menghirup udara dan rasa kehilanganku di detak waktu
Aku menatap hari-hari muram dengan tangis pilu
Maafku untuk semua keengganan yang ingin kusesali sampai mati
Maafku untuk segala kepongahan yang terpatri dalam hati
Terima kasihku untuk semua cintamu yang tak berbatas
Terima kasihku untuk semua jasamu yang tak terbalas
Waktu yang berlari tak mampu mengikis kisah denganmu
Waktu yang berlalu akan mengekalkan hidupmu dihatiku

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Cinta tak termiliki

Cinta…

Sendirian aku termenung
Mengenang dia yang tak termiliki
Sendirian…..
Sendiri aku lagi dalam kegelapan
dalam kekosongan jiwa yang nyata
tanpa dia….


Cinta, aku sendiri
Mencintainya, cinta..aku …..cinta
Tapi
Sendiri aku terus…
Tenggelam aku dalam renungan bundar matanya
Betapa redupnya…betapa indahnya
Tapi sendiri aku terus…
Mengenang dia yang tak termiliki


Bahgia bila mendengar bicaranya…
Tapi…
Lemah tanpa suaranya
Syurga aku lihat senyumnya
tapi…
Sedih bila hadapi amarahnya
Bangga aku dengar pujinya
Tapi…
Kecewa bila kudengar sindirnya


Ingin aku mengenalnya
Ingin aku milikinya
Ingin aku cintainya
Tanpa dia tau …
Tanpa dia mengerti…


Betapa dekat hadirnya, tapi.. jauh jiwanya
Ingin kusentuh selalu biar hati tenang
Biar jiwa lapang…
Tapi termenung aku terus mengenang cinta
Yang tak termiliki….

Hati ingin miliki
Hati ingin …. Hati ingin
Tapi termenung aku terus
Dibalik tabir jiwa yang tak mungkin aku miliki….

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Sang Pujaan

Dia terus saja memandangmu
Gadis yang melihat dari atas jendela
Dan gadis yang berpapasan di jalan
Dia jelas-jelas mengagumimu
Gadis pembuat kue
Dan gadis anak penjahit
Tapi mungkin kau tak menyadarinya
Hatimu begitu dingin dan acuh
Dia pasti mengincarmu
Gadis putri tuan tanah
Dan gadis penyanyi bar itu
Dia juga diam-diam mencintaimu
Gadis pemalu yang tak sanggup memandangmu
Dan gadis sahabat yang ada di dekatmu
Tapi mungkin kau tak peduli
Hatimu sangat dingin dan tak tersentuh

Siapakah dia yang akan kau ajak ke pesta?
Siapakah dia yang akan kau ajak berdansa?
Gadis yang cantikkah atau biasa saja
Siapakah dia yang akan kau pilih?
Siapakah dia yang mencuri perhatianmu?
Gadis yang ceriakah atau gadis yang lembut
Seisi kota begitu ingin tahu tentangmu
Tapi kau masih saja berjalan dengan santai
Mengapa kau begitu mempesona setiap gadis?
Mengapa tak kau pilih salah satu saja?
Gadis yang kau kenal baik atau gadis yang dijodohkan
Berilah kesempatan pada para gadis untuk mendapatkanmu
Juga beri kesempatan para pria untuk mendapat gadis
Bila tak juga mencari seisi kota akan menjadi gila
Dia yang mencintaimu akan menyelamatkanmu
Dia yang kau cintai akan menyelamatkan kami semua!

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Cahaya Dewa (the goddess light)

Dia cahaya dewaku..
Cahaya Hidupku..
Cahaya Jiwaku..
Menyinari aku..
Jiwaku..cintaku

Aku,

Aku
diam...

aku.
Sunyi...

Diam tanpa dia,
Sunyi tanpa hadirnya
Kerna dia...

Cahaya dewaku..cahaya hatiku
Dia mentari yang menyinar dalam gelita malamku
Dia, Surya yang bercahaya dalam sunyi hariku

Membawa pergi hatiku...
Membawa pergi jiwaku

Pergi jauh,
Jauh kealamnya
Alamnya..
Alamnya...
Yang tiada jalan kembali
Yang ada Cuma gerbang masuk
Tanpa kembali

Apa...
Apa aku harus kesana?
Mengambil semula hatiku
Jiwaku...
Cintaku..

Apa aku sanggup?

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Wajah Pagi di Wajahmu yang Malam Memancar Cahaya Malammu di Wajah Pagi

Sudah berapa banyak angka dari kalender
Merawat nyeri dari luka paragraf soliloqui
Pada bangunan yang dipurbakan
Setiap jeda waktu terteriak di mulutmu
Serupa dengung tawon dalam hutan
Deru suaramu meruwat perjalanan ngilu

Ngilu: Kau ceritakan lagi pagi ini
Seperti pagi yang lalu tanpa ingata
Mungkin di pagi yang lain, insomniamu
Dan kamu akan datang lagi, ceritakan nyeri
Pada kematian di hamparan panggung teater lengang
Lalu tegang di wajahmu
Lalu tenang seolah-olah
Pada bait-bait puisi
Yang kau sesalkan sebelum tidur
Lalu mimpi buruk melumat sesal
Sembunyikan ketakutan di bibirmu

Bibirmu: Cerita ngilu di sebuah pagi
"pada akhirnya batang tubuh berakal ini
menjadi analog-analog kecil dalam satwa
yang kau juga aku mengembunkannya
pada imajinasi untuk sesuap nasi."

Kau diam sebentar, bercakap kecil
Kulihat ke dalam matamu, ada luka

"Luka itu kawan, yang membuat senyum
di kanvas pagi yang ngilu pada ceritaku
selain luka tak ada lagi untuk sebuah cerita
dan kenangan hanya maut yang tak kukenal."

Kata-katamu menetaskan api pagi ini
Sebagaimana aksara di bibir penyair itu
Telah membakar puisi dan mengabu kini
Terhempas ke ladang-ladang petani
Terhimpit map-map plastik di kantor-kantor
Menempel di wajahmu sendiri
Pagi ini, lembut. Legam.

Kau diam kemudian
Sambil menunjuk jari ke tubuh ayam betina
Yang mencari makan sisa angin dan embun segar semalam
Jika hujan tak membawanya pergi
Dan kau tak mencolongnya untuk sepenggal diksi

"Lihatlah ayam betina itu, tenang dan tentram."

Sebab tak punyai kata-kata untuk luka

[...] Read more

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

The Feast

Mari kita memulai kisah
Tentang sang raja dan sang singa
Anak manusia dan penguasa rimba
Dari padang rumput mereka terlahir
Dengan kebanggaan dan harapan
Dengan bahaya dan cobaan
Jauh, jauhkan dahulu kedengkian itu
Kita buka dengan babak penuh kedamaian
Menghisap embun pagi yang sama
Menatap dunia baru dengan mata terbuka
Alangkah manis pemandangan mereka yang tak berdosa
Lalu perjumpaan sederhana di tepi kolam
Di mana surga dan neraka amatlah tipis bedanya
Tempat kau mengangkat taring untuk musuh
Atau mencakar lembut tangan sahabat
Bermain bersama di sela-sela semak
Berguling penuh debu di bawah sinar matahari terik
Sungguhkah mereka akan menjadi raja dan singa
Tubuh yang tumbuh menjadi sempurna
Pikiran yang terjalin menjadi pemahaman
Gerbang kedewasaan mengantar mereka pada perpisahan
Peraturan istana dan insting liar
Demi kekuasaan dan harga diri
Mereka tidak berpisah dengan air mata
Karena mereka diajari untuk tidak menangis
Mereka berpisah dengan darah
Tradisi dan perburuan
Pembantaian dan penghinaan
Sang singa mengaum dengan keras
Dengan surainya yang kini lebat terurai
Sementara sang raja terpencil
Di tahtanya yang dingin dan sorak sorai penonton
Mereka merindukan masa-masa itu
Masa saat mereka bertatapan tanpa penuh kebencian
Dan bilamana bulu keemasan itu tiba di pangkuan sang raja
Sang raja menandai pemerintahannya
Dan sang singa mati demi sahabatnya
Ini bukanlah cerita yang perlu diratapi
Baik sang raja maupun sang singa

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Padam

Apa yang kau dapatkan, hargailah
Apa yang dipinjam, kembalikan
Sebelum semuanya menghilang
Dan api di dalammu padam
Apa yang kau simpan, rawatlah
Apa yang kau buang, relakan
Bila api di dalam dirimu telah padam
Kenangan pun tak lagi bisa membakar
Mimpi pun tak bisa lagi bersinar
Jadi jangan berhenti dulu
Sebab dewa masih memberimu waktu
Sebelum semuanya memudar
Dan api di dalammu padam

Apa yang kau inginkan, kejarlah
Apa yang kau takuti, hadapi
Sebelum semuanya menghilang
Dalam kegelapan yang kelam
Apa yang kau jaga, sayangilah
Apa yang kau benci, tangisi
Karena bila api yang ada telah padam
Ingatan pun tak lagi berarti
Jalan yang lebar pun tak lagi menarik
Jadi jangan mencemaskan hal yang tak perlu
Sebab meski terlihat tak ada waktu
Dan angin tak mau membantu
Kobaran di dadamu masih belum padam

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Kelu

kelunyaku untuk bicara
dihadapan mereka,
aku tak bisa

aku tak tahu
patah-patah kata itu tiada terluah
hanya degusan nafas resah
kedengaran...

aku tak bisa bicara
melepas keraguan mereka, aku tak bisa!

hampir hancur aku ditelan mereka
hampir mati aku dihimpit mereka

aku tak bisa
mencari keberanian itu aku tak tahu,
kebenaran untuk meluahkan
perasaanku....
pandangan mereka....
kutukan mereka

tiada aku mengerti
tiada aku bisa
mengungkap tirai besi bibirku ini!
melepas selimut duri lidahku ini

aku tak bisa

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Sebuah bom yang meledak bernama sunyi (Indonesian)

: Teungku Abdullah Syafii in memoriam
(1)

Bilakah ini harinya bom yang engkau lemparkan bersama
Butir udara berinteraksi memekatkan cinta
Yang dinamakan kesumat tak akan ada yang
Bisa kuperbuat kecuali
Menikam waktu dan sebuah bom yang
Meledak engkau sebut sunyi,
Dari lukakah mengalirkan darah
Yang engkau sebut cinta yang
Akhirnya menghantarkan
Pada kilatan api dalam ketiadaan,
Ketiadaan Teungku yang menemukan
Aliran darahnya, ketiadaan hamba tanpa sunyi,
Dan engkau lemparkan sunyi, engkau lemparkan
Kepada waktu:
Sebuah bom meledak bernama sunyi
Lalu aku mencatatnya dengan cinta

(2)

Teungku: duka duri semak ada di dadamu, cinta manakah
Yang hendak dikuburkan, aku tepiskan
Tanpa memilih hidup ini akan dikemanakan
Mungkin bersama bayang-bayang hujan lalu
Sunyi ini akan diberikan kepada siapa?
Siapakah pembunuh waktu yang tak mengerti:
Luka ini berasal juga dari Cinta
Cinta berasal muasal dari duka keabadian
Mungkin kita ini bangsa yang lupa
Bahwa bendera kita bukanlah kemenangan
Tetapi kekalahan berkepanjangan
Sebagai hamba Duli Paduka, cinta manakah?
Bagai berondongan pertanyaan ini menyergap
Dan Teungku: dekaplah damai keabadianMu

(3)

Duka sergap kematian ini semakin lekat, bila moncong menganga
Selalu berarah kepadamu, kenangan apakah
Jejak bayang-bayang hujan terlalu samar
Untuk siapakah engkau kirim kegelisahan ini
Senyap rerumputan memagut lelapmu
Sungai berdiri diam bisu
Menorehkan sederet kebahagiaan
Lewat peluru, mesiu dan bayang-bayang
Mawar, cinta dan kematian
Tak ada yang lebih menarik lagi
Tak ada yang lebih menarik lagi

[...] Read more

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Difahami

Dalam kekerasan hati aku lihat ada kelembutan
yang tak pernah dapat terungkai
Dalam pedasnya kata-kata aku lihat kasih sayang yang
tak pernah dapatku mengerti
Dalam tajamnya renugan mata kulihat sinar
Matahari yang terik menyinari menyatakan
Betapa hati ingin dimengerti
Dalam halusnya suara dapatku dengar
dengusan-dengusan nafas yang lelah
menyatakan betapa diri ingin dihargai

Hanya kekerasan yang menutupi kelembutan
Hingga hadiryna tohmahan
Menutup cahaya mentari
Menista sinar kasih sayang

Namun…
Tidak akan pernah ada yang memahami
Selagi tiada yang cuba menyelami
Dari hati seorang insan
yang cuba untuk aku mengerti

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Mungkin

Mungkin aku telah tertipu mulut manismu
Padahal kau hanya menawarkan cinta palsu
Mungkin aku bermimpi memilikimu
Padahal aku terjebak permainan cintamu

Mungkin kau hanya mencari kebahagiaan semu
Dan aku hanya memuaskan rasa ingin tahuku
Mungkin kau tak memikirkan diriku
Dan kau membuatku percaya hanya itu

Mungkin aku tak peduli
Karena aku tak pernah menyesal memilihmu
Mungkin aku tak perlu mengerti
Karena aku terlanjur mencintaimu

Mungkin semua ini adalah kebohongan yang indah
Dunia ilusi yang kita ciptakan bersama
Mungkin kita semua mempunyai sebuah rahasia
Tentang perasaan sepi yang kita punya

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Titipan

Untuk W.S. Rendra

Milikku semua adalah titipan
Tapi karena aku terlalu lama memilikinya
Aku lupa bahwa itu bukan milikku
Dan tidak merelakannya saat aku kehilangan
Mengapa aku bersedih dan menganggapnya musibah
Tentu saja karena aku mencintainya
Aku terlalu mencintainya sebagai milikku
Padahal milikku semua adalah titipan
Lalu salahkah bila aku mencintainya
Sebagai milikku dan bukan titipan
Tapi harusnya tak kuhilangkan
Kesadaran dan kerelaan itu
Bahwa yang memberiku titipan
Juga sangat mencintai milik-Nya

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

I Won't Go Back (Indonesian version)

Malam ini akankah kau datang
Atau malah melupakan
Penantianku begitu panjang
Jiwaku menyerpih

Hingga tiba fakta terbentang
Yang tak dapat kau dustakan
Dan dunia seakan menghilang
Hatiku menghitam

Takkan kembali
Takkan merajut asa di diri
Karena ku telah temui
Jalan sepiku sendiri
Tanpa dirimu

Takkan menangis
Walau malam dingin tak terperi
Karena ku telah sadari
Semua berakhir di sini
Bersama cintamu

Ingin cinta semua kubuang
Timpakan semua kesalahan
Dan ku kan menjadi pemenang
Tapi ku tak tenang

Ingin benci tumbuh berkembang
Menutupi semua kenangan
Indah tapi begitu mencengkeram
Dan ku tak tahan

Takkan kembali
Takkan merajut asa di diri
Karena ku telah temui
Jalan hidupku sendiri
Tanpa dirimu

Takkan sesali
Meski ingin kuulang kembali
Karena semua memori
Hanyalah sebuah memori
Yang kan berlalu

Malam ini akankah kau datang
Atau malah melupakan
Kini kau hanya sebuah bayang
Dan pagi menjelang

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Cahaya…ku Matahari..ku

cahayaku
matahariku…
Dia matahariku,
Dia cahaya itu…

Dia yang muncul saat hati masih mencari
Dia yang muncul kala hati hilang arti

Saat pertama kulihat cahaya itu
Betapa hati meragui
Betapa hati membenci
Betapa hati ingin dia pergi

Namun akhirnya aku sedar
Dia cahaya itu
Cahayaku

Penerangku
Cahayaku…

Kini dia ingin pergi
Adakah dia yang pergi
Atau aku?
Atau aku yang meninggalkannya

Cahayaku
Matahariku

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share
 

Search


Recent searches | Top searches