Latest quotes | Random quotes | Vote! | Latest comments | Submit quote

Blind Sun

matahari di sinar mata
bulan di belakang kepala
matamu berputar
bayangmu mengitar
takkan kau lihat bulan
bila matamu dibuta cahaya

sun in the shine of eyes
moon on the back of head
your eyes rotating
your shadow following
the moon wouldn't be seen
if the sun blind your eyes

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Related quotes

Kenapa bilang cinta

Kenapa bilang cinta
Bila hanya sekejap mata
Kenapa bilang suka
Bila cuma di bibir saja

Kenapa bilang cinta
Bila untuk status semata
Kenapa bilang saying
Bila bukan aku yang dibayang

Kenapa bilang cinta
Bila semuanya pura-pura
Kenapa bilang peduli
Bila sebenarnya tak ada di hati

Kenapa bilang cinta
Bila kata-kata tak dimakna
Kenapa bilang takdir
Bila nantinya berakhir

Kenapa bilang cinta
Bila tak cukup rasa
Kenapa bilang segalanya
Bila akhirnya tak bersisa

Kenapa bilang cinta
Bila alasan lain tak berguna
Kenapa bilang bahagia
Bila terus tersiksa

Kenapa bilang cinta
Bila selalu terpaksa
Kenapa bilang tak masalah
Bila berpisah karena berubah

Kenapa bilang cinta
Bila besok lalu lupa
Kenapa bilang selalu ada
Bila sepi kian mendera

Kenapa bilang cinta
Bila tak berusaha percaya
Kenapa bilang mencoba
Bila menghindari terluka

Kenapa bilang cinta
Bila berharap sebaliknya
Kenapa bilang mengerti
Bila tak pernah tepati janji

[...] Read more

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Manusia

Manusia

Manusia kau sering terlupa
Telupa akan erti hidup mu
Terlupa akan erti kemanusiaan
Terlupa akan maksud kewujudan mu

Keghairanmu mengejar dunia,
Membuatkau lupa, alpa
Kau lupa pada saudara-maramu
Kau lupa pada insan disekelilingmu
Kau lupa pada usia yang semakin meningkat
Kau lupa pada amal ibadatmu
Kau lupa,
Kau lupa pada TUHAN

Manusia,
Tanpa kau sedari kau telah pergi…
Pergi jauh meninggalkan dunia
Kau pergi tanpa kau sedari…!

Dalam sekelip mata kau hilang segalanya
Dalam sekelip mata keindahan dunia lenyap dari pandanganmu,

Kau menangis,
Tapi untuk apa?
Kau meratap
Tapi untuk siapa?

Penyesalanmu sudah terlambat
Pada siapa ingin kau ingin meminta…

Pandanganmu kosong!
Ratapanmu sayu…
Tangisanmu pilu!

Tiada siapa yang bias mendengarmu
Tiada siapa yang bisa melihat kehadiranmu
Hanya kau disitu
Menatap sayu insan-insan di sekelilingmu….
Menatap sayu sekujur tubuh kaku disisi mereka
Tapi?
Tapi itu tubuh siapa?

Itu kau!
Itu kau! ! !

Tubuh kaku itu milikmu

[...] Read more

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

I Won't Go Back (Indonesian version)

Malam ini akankah kau datang
Atau malah melupakan
Penantianku begitu panjang
Jiwaku menyerpih

Hingga tiba fakta terbentang
Yang tak dapat kau dustakan
Dan dunia seakan menghilang
Hatiku menghitam

Takkan kembali
Takkan merajut asa di diri
Karena ku telah temui
Jalan sepiku sendiri
Tanpa dirimu

Takkan menangis
Walau malam dingin tak terperi
Karena ku telah sadari
Semua berakhir di sini
Bersama cintamu

Ingin cinta semua kubuang
Timpakan semua kesalahan
Dan ku kan menjadi pemenang
Tapi ku tak tenang

Ingin benci tumbuh berkembang
Menutupi semua kenangan
Indah tapi begitu mencengkeram
Dan ku tak tahan

Takkan kembali
Takkan merajut asa di diri
Karena ku telah temui
Jalan hidupku sendiri
Tanpa dirimu

Takkan sesali
Meski ingin kuulang kembali
Karena semua memori
Hanyalah sebuah memori
Yang kan berlalu

Malam ini akankah kau datang
Atau malah melupakan
Kini kau hanya sebuah bayang
Dan pagi menjelang

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Hidupkah Kau

Hidupkah kau untuk mengeluh
Dari terbitnya matahari hingga terbenam
Tentang kehidupan yang tak memuaskan
Dirimu yang selalu menginginkan kenyamanan
Ataukah terbersit sekali dalam pikiranmu
Untuk sejenak sedikit bersyukur
Tentang kehidupan yang masih kau punya saat ini
Bersama dengan harta yang mungkin kau tak sadari
Karena kau sibuk mengeluh
Dan lupa untuk menghargai dan menjaga hal itu

Hidupkah kau untuk meminta
Dari buaian bayi hingga ke liang kubur
Agar dirimu diutamakan
Dan tak juga belajar bersabar
Ataukah terbersit sekali dalam keinginanmu
Untuk berusaha sendiri
Lepas dari belas kasihan orang lain
Agar dirimu tak perlu lagi mengiba
Untuk memperoleh apa yang kau inginkan
Karena kau sibuk meminta
Dan lupa memberi dan memperbaiki hal itu

Hidupkah kau untuk mencela
Dari ujung bumi hingga dasar samudera
Menuding orang melakukan kesalahan
Dan mengangkat tinggi dagumu dengan sombong
Ataukah terbersit sekali dalam hatimu
Untuk sebentar saja bercermin
Memandang kembali segala persoalan
Dengan kepala jernih tanpa prasangka
Karena kau sibuk mencela
Dan lupa untuk belajar dan memahami hal itu

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Pun Pelabuhan Bersaksi

: Annellis

Kedip matamu yang terakhir menjatuhkan ingatan
Pada pertemuan yang ragu antara hidupmu dan kenangan
Kau tabah menyimpan rindu dan menampung air mata
Menjadi oase di hatimu di tengah semenanjung harapan
Seluas impian masa kanak-kanakmu berdamping mesra
Di meja makan bersama keluarga

Sedih pilu tak risau kau jalani sebagai serangkai kenyataan
Yang redup redam dalam cerita-cerita gadis sengsara
Tentu tak lebih dari pengalaman seorang Nyai
Yang mengandung-membesarkanmu

Kini, tubuh sintalmu lemah melangkah
Melepas nasib di bawah tangga
Biru matamu sayu menatap kalah
Tanpa bayang-bayang remang kemenangan
Namun gentar kau menantang luas lautan
Yang berbadai

Bila saja kau toleh daun pintu usai berjabat tangan
Kau akan lihat riak-riak air mata memanggil namamu
Karena ada risau yang tak sempat memberi salam
Ingin mangantarmu sampai di mulut kapal
Dan biar jejakmu terhapus di geladak kayu
Hingga angin berkabar pada nahkoda
Untuk mengantarmu ke tempat segala impian
Yang tertanam di lubuk hidupmu
Mengakar di jantungmu

Keboen Laras,2011-2012

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Jangan Macam Macam dengan Nyawa

Jangan macam-macam
Di tubuhmu ada nyawa
Jangan terlena
Meski kau punya semua
Dalam sekejap mata
Semua bisa tak berguna
Saat maut menyapa

Jangan macam-macam
Di tanganmu ada nyawa
Tapi bukan kau punya
Meski kau tak peduli
Nanti pasti kau sesali
Bila ia akhirnya pergi
Dan takkan kembali

Jangan macam-macam
Di depanmu ada nyawa
Yang juga punya harga
Mesli kau tak mengerti
Karena belum kau kenali
Saat kau membuka diri
Kau akan menemukan arti

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Sang Pujaan

Dia terus saja memandangmu
Gadis yang melihat dari atas jendela
Dan gadis yang berpapasan di jalan
Dia jelas-jelas mengagumimu
Gadis pembuat kue
Dan gadis anak penjahit
Tapi mungkin kau tak menyadarinya
Hatimu begitu dingin dan acuh
Dia pasti mengincarmu
Gadis putri tuan tanah
Dan gadis penyanyi bar itu
Dia juga diam-diam mencintaimu
Gadis pemalu yang tak sanggup memandangmu
Dan gadis sahabat yang ada di dekatmu
Tapi mungkin kau tak peduli
Hatimu sangat dingin dan tak tersentuh

Siapakah dia yang akan kau ajak ke pesta?
Siapakah dia yang akan kau ajak berdansa?
Gadis yang cantikkah atau biasa saja
Siapakah dia yang akan kau pilih?
Siapakah dia yang mencuri perhatianmu?
Gadis yang ceriakah atau gadis yang lembut
Seisi kota begitu ingin tahu tentangmu
Tapi kau masih saja berjalan dengan santai
Mengapa kau begitu mempesona setiap gadis?
Mengapa tak kau pilih salah satu saja?
Gadis yang kau kenal baik atau gadis yang dijodohkan
Berilah kesempatan pada para gadis untuk mendapatkanmu
Juga beri kesempatan para pria untuk mendapat gadis
Bila tak juga mencari seisi kota akan menjadi gila
Dia yang mencintaimu akan menyelamatkanmu
Dia yang kau cintai akan menyelamatkan kami semua!

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Peace

Peace (it's what I prayer for)
Peace (oh my)
Peace
Peace (all around the world)
Peace (it's what I pray for)
Peace (oh my)
Peace
Peace (hurry)
Come on in this house children
The war has started
Light the candles right now
It's about to be darkness, oh yeah
There's no telling when the sun will shine again, no
When it's over there's a question asked
Who wins? Who wins?
Spirit (ooh)
Through the land (ooh)
Spirit of peace (ooh)
Oh yeah (ooh)
Spirit move (ooh)
Oh move (ooh)
Oh yeah (ooh)
Heaven send down (ooh)
Peace (it's what I prayer for)
Peace (oh my)
Peace
Peace (all around the world)
Peace (it's what I pray for)
Peace (oh my)
Peace
Peace (hurry)
Turn your head, close your eyes
There's people out there dying, oh
With so much wealth in the land
Why is this thing staving? Oh
As I look over this place
There's so much hatred
If I could I'd pack my bags
And hitch hike to heaven, yeah
Spirit move (ooh)
Oh move (ooh)
Spirit move (ooh)
All through the land (ooh)
Won't you move (ooh)
Oh move, oh move, oh move (ooh)
Oh move, yeah (ooh)
This is what I prayer for (ooh)
Peace (for peace)
Peace (all around the world)
Peace (whoa)

[...] Read more

song performed by R. KellyReport problemRelated quotes
Added by Lucian Velea
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Waktu yang Tepat

kapankah waktu yang tepat itu?
apakah bila kita secepat kilat
atau sewaktu berhitung cermat
kapankah waktu yang tepat itu?
apakah bila bergerak mendekat
atau bersabar menunggu penjerat
kapankah waktu yang tepat itu?
apakah bila kita melihat
atau ketika tak ada yang berbuat
kapankah waktu yang tepat itu?
apakah bila kita terus memahat
atau dimana semua sudah tersurat
kapankah waktu yang tepat itu?
apakah bila kehormatan terdesak
atau kala keberanian terdapat
kapankah waktu yang tepat itu?
apakah bila musuh merapat
atau sewaktu tak terlambat
kapankah waktu yang tepat itu?
apakah bila kita menangkap waktu yang sesaat
atau saat melepas semua pemberat
kapankah waktu yang tepat itu?
apakah bila semua selamat
atau ketika datang mujizat
kapankah waktu yang tepat itu?
apakah bila emosi memuncak
atau dimana yang berkuasa adalah akal sehat
kapankah waktu yang tepat itu?
apakah bila janji sudah terikat
atau kala hidup dipenuhi karat

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Cinta Beku

Aku takkan berikan hatiku pada dirimu
Aku takkan buka lembaran cinta bersamamu
Karena ku tahu
Hanya pedih yang kan ku rasakan
Karena ku tahu
Bukan cinta tulus yang kau jalin denganku

Aku takkan berpaling meski kau inginkan aku
Aku takkan tersentuh meski kau rayu diriku
Meski senyummu
Buai ku dan ku terlena
Meski sepiku
Ingin hangatnya perasaan itu

Sudahlah
Jangan paksa lagi diriku
Jadi sudahlah
Pergilah kau dari hidupku

Pernah ku bermimpi kau yang selalu kutunggu
Dan ku terhanyut dalam khayalan semu
Ku tak tahu
Mana dirimu yang sesungguhnya
Ku tak tahu
Dapatkah ku percaya padamu

Sudahlah
Biarkan semua berlalu
Jadi sudahlah
Bawa jauh cerita itu

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Dalam Rindu

Bersamamu
Lalui hari-hari itu
Arungi lautan waktu
Dalam lagu

Dan cintaku
Sepertinya takkan layu
Bila kau tetap di hatiku
Dalam rindu

Kasihku
Kuingin sedikit kau tahu
Betapa berharga dirimu
Dalam hidupku

Tapiku
Tak ingin selalu menunggu
Gelisah dan tak menentu
Dalam ragu

Bersamamu
Meski kadang terasa pilu
Bagai tertusuk sembilu
Jiwaku sendu

Dan cintaku
Kuatkan raga dan jiwaku
Hadapi hari kelabu
Hujan dan salju

Kasihku
Coba kau dengarkan aku
Jangan terus hindariku
Lihat diriku

Karna ku
Tak ingin selalu terpaku
Hanya diam dan mengadu
Dalam kalbu

Akankah
Kau hapus semua gundah
Bagaikan sebuah anugerah
Ataukah itu hanya kata-kata indah

Kasihku
Kuingin sedikit kau tahu
Betapa berharga dirimu
Dalam hidupku

[...] Read more

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Menatap lurus matamu (Indonesian)

lalu belajar mengerti dari awal,
membaca kembali ejaan yang tak pernah kau berikan,
karena sebagaimana pengertian dari awalnya
bermula dari keterpaksaan,
penderitaan yang dijalani,
akar tunjang yang membelit tumbuh
di pokok batangnya,
rumput yang tumbuh
di segala musim,
kerelaan yang tumbuh
dari bola matamu,
memperkaitkan sepi pada pengertian,
alam benda-benda yang ada di kerajaan hati,
entah berapa kali aku mengemis padamu,
jangan buatkan sarang laba-laba yang menjebakku,
jadi magsamu,
terpikat masuk ke bola matamu,
terjebak sukma ruhmu,
melewati aliran nadi,
memenuhi hasrat,
pelajaran apalagi ini?
bermula dari kekosongan mengisi setiap rongga jiwa,
penderitaan adalah awal persetubuhan,
persetubuhan yang akan menjadi puing-puing
kenangan dalam matamu,
hendakkah kau buang,
bagi matamu yang penyair,
barangkali akan tinggalkan sebagai kata,
yang kembali dieja dengan apa saja judul puisimu,
tetapi tetap saja persetubuhan kita tak kekal,
hanya kekal dalam matamu dan mataku,
suatu kali kita bangun kerajaan dalam semalam,
aku puaskan membangunkan pualam istana,
cuma dalam matamu,
setelah kekeringan yang punah,
dibakar, apalagi ini?
lalu belajar mengerti kembali…..

(2001)

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Difahami

Dalam kekerasan hati aku lihat ada kelembutan
yang tak pernah dapat terungkai
Dalam pedasnya kata-kata aku lihat kasih sayang yang
tak pernah dapatku mengerti
Dalam tajamnya renugan mata kulihat sinar
Matahari yang terik menyinari menyatakan
Betapa hati ingin dimengerti
Dalam halusnya suara dapatku dengar
dengusan-dengusan nafas yang lelah
menyatakan betapa diri ingin dihargai

Hanya kekerasan yang menutupi kelembutan
Hingga hadiryna tohmahan
Menutup cahaya mentari
Menista sinar kasih sayang

Namun…
Tidak akan pernah ada yang memahami
Selagi tiada yang cuba menyelami
Dari hati seorang insan
yang cuba untuk aku mengerti

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Padam

Apa yang kau dapatkan, hargailah
Apa yang dipinjam, kembalikan
Sebelum semuanya menghilang
Dan api di dalammu padam
Apa yang kau simpan, rawatlah
Apa yang kau buang, relakan
Bila api di dalam dirimu telah padam
Kenangan pun tak lagi bisa membakar
Mimpi pun tak bisa lagi bersinar
Jadi jangan berhenti dulu
Sebab dewa masih memberimu waktu
Sebelum semuanya memudar
Dan api di dalammu padam

Apa yang kau inginkan, kejarlah
Apa yang kau takuti, hadapi
Sebelum semuanya menghilang
Dalam kegelapan yang kelam
Apa yang kau jaga, sayangilah
Apa yang kau benci, tangisi
Karena bila api yang ada telah padam
Ingatan pun tak lagi berarti
Jalan yang lebar pun tak lagi menarik
Jadi jangan mencemaskan hal yang tak perlu
Sebab meski terlihat tak ada waktu
Dan angin tak mau membantu
Kobaran di dadamu masih belum padam

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Unholy Man

Meski kau bukan orang tersuci
Meski kau bukan orang terhebat
Setidaknya ada orang yang
Sepenuh hati mencintaimu
Setulus hati menyayangimu
Jadi jangan kau siakan air matanya
Jangan kau siakan penantiannya

Meski kau bukan orang yang paling baik
Meski kau bukan orang yang tertulus di dunia
Setidaknya kau masih punya
Rasa di dalam hatimu
Denyut hidup di dalam darahmu
Jadi jangan kau siakan dengan harga diri
Jangan kau siakan dengan segala kemunafikan

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

[9] O, Moon, My Sweet-heart!

O, Moon, My Sweet-heart!
[LOVE POEMS]

POET: MAHENDRA BHATNAGAR

POEMS

1 Passion And Compassion / 1
2 Affection
3 Willing To Live
4 Passion And Compassion / 2
5 Boon
6 Remembrance
7 Pretext
8 To A Distant Person
9 Perception
10 Conclusion
10 You (1)
11 Symbol
12 You (2)
13 In Vain
14 One Night
15 Suddenly
16 Meeting
17 Touch
18 Face To Face
19 Co-Traveller
20 Once And Once only
21 Touchstone
22 In Chorus
23 Good Omens
24 Even Then
25 An Evening At ‘Tighiraa’ (1)
26 An Evening At ‘Tighiraa’ (2)
27 Life Aspirant
28 To The Condemned Woman
29 A Submission
30 At Midday
31 I Accept
32 Who Are You?
33 Solicitation
34 Accept Me
35 Again After Ages …
36 Day-Dreaming
37 Who Are You?
38 You Embellished In Song

[...] Read more

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Ode to family

Ode to My Family *)

Anakmu menangis
Anakmu mengejang
'Ibu...Ibu jangan tinggalkan aku'
sedang kau bermain pingpong
dengan bapak di kamar tamu

Bola di-smash, bola meluncur
masuk belah dadamu. Ah kau mengerang tersentuh puting.
Bapak tertawa, kau menyebut nama anak.
Tapi anakmu meradang, anakmu menendang botol susu bukan girang

Mata bapak melotot, saat beha kau tarik, ternyata ada bola sebundar payudara.
Dan anakmu memandang tegang pada maut bersayap putih datang tak diundang.
Anakmu takut merapatkan jemari, mengigil badan tak berpeluk. Diam.

Lalu bapak mengangkat di meja persegi. Kau meneteki, tapi mulut kaku.
Kau takut pada mata serupa bola pingpong. Mencungkil. Menelan buat jamu kuat.
Lalu menyalib di dinding kamar


Permainan belum selesai,
sedang anakmu menjadi wasit

Bekasi,20042009

*) judul dari lagu ciptaan 'Cranberries'

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Puisi Sembilan Tabiat Cinta

Sembilan Tabiat Cinta


I.
Musim-musim hampiri cintaku. Padamu tak sempat kutitip rindu. Hujan pergi tinggalkan basah daunan. Aroma kembang menyemerbak ke udara. Tak ada wangi cintaku di sana. Segersang rindu di matamu akan diriku. Dahaga sepi dan nyerinya tertahan di atas sebidang dadaku. Resah bibirmu, terlampau suram kujamah warnanya. Apa kau tak mendengar degup musim menghujam jantung cintaku. Di sana rindu membiru di bibir waktu. Sebiru resahmu.

II.
Aku tulis tabiat cinta ini dengan ingatan terpenggal musim hujan. Terkambang bah di sungai coklat, terapung di selat kecil ditinggalkan para pengumpul pasir. Tak ada sauh tak ada jangkar untuk kulempar biar perahu waktu berhenti. Sebab laju perahu, nyeri gelombang lautan yang menderita di jantungku. Maka kutulis tabiat cinta ini atas nama rasa yang kurasa kesejukannya setiap embun jatuh seperti matamu menatapku.

III.
Aku mencintaimu bukan tanpa perhitungan, meski belum sepenuhnya tepat waktu. Tetapi aku tidak tergesa-gesa. Itulah sebabnya cintaku mengalir tenang. Serupa capung-capung senjahari terbang di atas hamparan padi menguning.

IV.
Cintaku hidup dari udara pagi di lembah-lembah, sawah dan ladang. Berhembus ke samudra mencipta awan. hujan deras adalah kesetiaanku padamu. Kesetiaan musim pada kesejukan. Dan apabila badai dan banjir datang itulah cemburu batinku yang sialan. Apa kau tak merasa ada kehidupan diantara jarak kita memandang?

V.
Kepadamu aku mencari kekuatan hidup dengan segala kesadaran dan fitrah kemanusiaan. Lalu cinta kubangkitkan di dalamnya dengan tangan-tangan api dan air. Hawa panas dan dingin adalah nafasku. Apa kau tak merasa hembusnya kekasih?

VI.
Tak ada kuasa untuk cinta. Jika ketakutan hadir sebab cemburu. Aku bicara dari lubuk bumi. Meski tak ada pohon bicara. Engkaulah maha pendengar kata-kata yang menjelma dedaunan dan reranting subur. Aku tersiksa oleh cinta. Kau tentu tak sudi mengurai air mata, ketika luka batinku menjeritkan nyeri letusan berapi. Tetapi, biarlah lahar panas menyulap rinduku.

VII.
Kita selalu bicara tentang cinta, nestapa, dan impian sejak pertemuan pertama. Meneguk anggur sampai mabuk, hingga kesadaran tunai di persimpangan menuju hidupmu-menemu hidupku. Kita sepakat lupakan segala, madu dan darah kita, lalu kita penuhi dengan air raksa.

VIII.
Cintaku, rasa sakit dari masa lalu, tak terasa oleh nyeri hari ini untuk masa depan.

IX.
Mari kita berdoa satu sama lain.

Yogyakarta,2011-2012

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Give Your Heart To The Hawks

1 he apples hung until a wind at the equinox,

That heaped the beach with black weed, filled the dry grass

Under the old trees with rosy fruit.

In the morning Fayne Fraser gathered the sound ones into a

basket,

The bruised ones into a pan. One place they lay so thickly
She knelt to reach them.

Her husband's brother passing
Along the broken fence of the stubble-field,
His quick brown eyes took in one moving glance
A little gopher-snake at his feet flowing through the stubble
To gain the fence, and Fayne crouched after apples
With her mop of red hair like a glowing coal
Against the shadow in the garden. The small shapely reptile
Flowed into a thicket of dead thistle-stalks
Around a fence-post, but its tail was not hidden.
The young man drew it all out, and as the coil
Whipped over his wrist, smiled at it; he stepped carefully
Across the sag of the wire. When Fayne looked up
His hand was hidden; she looked over her shoulder
And twitched her sunburnt lips from small white teeth
To answer the spark of malice in his eyes, but turned
To the apples, intent again. Michael looked down
At her white neck, rarely touched by the sun,
But now the cinnabar-colored hair fell off from it;
And her shoulders in the light-blue shirt, and long legs like a boy's
Bare-ankled in blue-jean trousers, the country wear;
He stooped quietly and slipped the small cool snake
Up the blue-denim leg. Fayne screamed and writhed,
Clutching her thigh. 'Michael, you beast.' She stood up
And stroked her leg, with little sharp cries, the slender invader
Fell down her ankle.

Fayne snatched for it and missed;


Michael stood by rejoicing, his rather small

Finely cut features in a dance of delight;

Fayne with one sweep flung at his face

All the bruised and half-spoiled apples in the pan,

[...] Read more

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share

Wajah Pagi di Wajahmu yang Malam Memancar Cahaya Malammu di Wajah Pagi

Sudah berapa banyak angka dari kalender
Merawat nyeri dari luka paragraf soliloqui
Pada bangunan yang dipurbakan
Setiap jeda waktu terteriak di mulutmu
Serupa dengung tawon dalam hutan
Deru suaramu meruwat perjalanan ngilu

Ngilu: Kau ceritakan lagi pagi ini
Seperti pagi yang lalu tanpa ingata
Mungkin di pagi yang lain, insomniamu
Dan kamu akan datang lagi, ceritakan nyeri
Pada kematian di hamparan panggung teater lengang
Lalu tegang di wajahmu
Lalu tenang seolah-olah
Pada bait-bait puisi
Yang kau sesalkan sebelum tidur
Lalu mimpi buruk melumat sesal
Sembunyikan ketakutan di bibirmu

Bibirmu: Cerita ngilu di sebuah pagi
"pada akhirnya batang tubuh berakal ini
menjadi analog-analog kecil dalam satwa
yang kau juga aku mengembunkannya
pada imajinasi untuk sesuap nasi."

Kau diam sebentar, bercakap kecil
Kulihat ke dalam matamu, ada luka

"Luka itu kawan, yang membuat senyum
di kanvas pagi yang ngilu pada ceritaku
selain luka tak ada lagi untuk sebuah cerita
dan kenangan hanya maut yang tak kukenal."

Kata-katamu menetaskan api pagi ini
Sebagaimana aksara di bibir penyair itu
Telah membakar puisi dan mengabu kini
Terhempas ke ladang-ladang petani
Terhimpit map-map plastik di kantor-kantor
Menempel di wajahmu sendiri
Pagi ini, lembut. Legam.

Kau diam kemudian
Sambil menunjuk jari ke tubuh ayam betina
Yang mencari makan sisa angin dan embun segar semalam
Jika hujan tak membawanya pergi
Dan kau tak mencolongnya untuk sepenggal diksi

"Lihatlah ayam betina itu, tenang dan tentram."

Sebab tak punyai kata-kata untuk luka

[...] Read more

poem by Report problemRelated quotes
Added by Poetry Lover
Comment! | Vote! | Copy!

Share
 

Search


Recent searches | Top searches